Pengertian Kelapa Sawit

Kelapa sawit sebagai penghasil kopra untuk pengolahan minyak sayur kini semakin mutlak diperlukan. Minyak kelapa sawit sudah diteliti mengandung minim asam lemak jenuh dan bebas kolesterol. Berbeda dengan minyak kelapa biasa yang kandungan lemak jenuhnya tinggi dengan kadar kolesterol relatif tinggi pula. Permasalahan yang sering muncul di pertanian kelapa sawit adalah kelapa tidak berbuah. Penyebab kelapa tidak berbuah cukup beragam, mulai dari genetis kelapa yang memang mandul, penyakit, hingga perawatan yang kurang optimal. Cara mengatasi kelapa sawit tidak berbuah dapat dilakukan mulai dari pemilihan bibit.

Mengatasi Kelapa Sawit yang Bermasalah

Bibit kelapa sawit harus ditentukan kualitasnya karena sangat berpengaruh terhadap hasil pertaniannya kelak. Pembelian bibit yang sudah standar harus dilakukan. Selain itu, sistem penanaman kelapa sawit juga harus diperhatikan.

Kelapa sawit tidak bisa ditanam dengan jarak tanam terlalu dekat. Lubang tanam minimal adalah 1,5 x 1,5 meter dengan jarak tanam 3 meter. Pemeliharaan kelapa sawit dari gulma dan hama juga penting untuk menghindari kelapa tidak berbuah.

Salah satu faktor penyebab kelapa tidak berbuah adalah kurangnya zat hara yang dibutuhkan untuk pembungaan hingga pembuahan. Adanya gulma sering mengganggu ketersediaan zat hara. Gulma harus secara rutin disiangi.

Pemupukan secara teratur wajib dilakukan. Pupuk NPK lengkap dengan kadar yang berimbang harus diberikan secara teratur  minimal 2 kali dalam satu minggu. Setelah itu, jika sudah tidak gembur lagi, secara periodik tanah tempat tumbuh harus digemburkan.

Pemangkasan cabang daun harus dilakukan. Daun yang terlalu banyak, akan menyerap kebutuhan mineral tanaman yang seharusnya digunakan untuk pembungaan. Dengan memangkas cabang daun berarti ketersediaan mineral untuk proses pembungaan dan pembuahan dapat ditingkatkan.

Proses penyerbukan bunga kelapa sawit dilakukan secara alami dengan bantuan kumbang. Anda dapat melakukan intervensi terhadap proses dengan melakukan penyerbukan buatan. Memang tidak mudah, tetapi pengaruh masalah penyerbukan ini tidak banyak terjadi.

Untuk optimalisasi lahan, sebaiknya perkebunan didesain sedemikian rupa tata letak dan jumlah tanaman pada setiap lajur. Jika terlalu banyak pohon, terkadang proses penyerbukan justru tidak efektif.

Adanya hama penggerek dapat merusak bunga dan daun, serta bakal buah. Penyemprotan dengan pestisida  secara teratur, minimal satu minggu sekali, harus dilakukan. Selain itu, biopestisida alami seperti memanfaatkan biopredator dapat juga dilakukan guna mengatasi masalah hama ini.

Penggantian pohon atau peremajaan bagi pohon yang memang sudah tidak menghasilkan juga dapat dilakukan.  Peremajaan dikerjakan dengan melihat efektivitas pohon tersebut dalam menghasilkan buah. Demikian cara mengatasi kelapa sawit tidak berbuah. Semoga bermanfaat .

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Salah satu penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit serta berpotensi mengurangi produksi hingga 25% pada tanaman berusia 3–9 tahun adalah busuk tandan kelapa sawit, atau buah sawit busuk sebelum masak (Siregar, 2011) Penyebab buah sawit busuk sebelum masak dapat bervariasi dan melibatkan beberapa faktor. Berikut beberapa alasan umumnya: 1. Penyakit: Beberapa […]

Insektisida pembasmi telur ulat, atau ovicide, adalah produk kimia yang dirancang khusus untuk membunuh telur ulat sebelum menetas. Berikut adalah beberapa jenis insektisida yang sering digunakan untuk mengendalikan telur ulat: Metoksifenozide: Insektisida ini bertindak sebagai penghambat pertumbuhan ulat dan memiliki efek ovicidal yang baik. Diflubenzuron: Merupakan insektisida yang efektif sebagai ovicide, menghambat pertumbuhan dan perkembangan […]

Karet, sebagai tanaman perkebunan terkemuka kedua di Indonesia setelah kelapa sawit, diyakini memiliki jumlah petani yang sebanding dengan petani kelapa sawit. Dalam beberapa tahun terakhir, harga jual karet mengalami penurunan, mendorong petani untuk mencari strategi kreatif agar dapat memperoleh penghasilan setidaknya sebanding dengan periode sebelum penurunan harga. Cara yang digunakan adalah dengan mendorong tanaman karet […]

Padda September 2021, perdagangan pupuk hayati di tingkat global adalah bagian dari industri pertanian yang berkembang pesat. Pupuk hayati, seperti bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroorganisme lainnya, digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman secara alami dan berkelanjutan. Beberapa mikroorganisme yang umumnya termasuk dalam pupuk hayati melibatkan bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroba […]

Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri. Jenitri Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, […]