Insektisida pembasmi telur ulat, atau ovicide, adalah produk kimia yang dirancang khusus untuk membunuh telur ulat sebelum menetas. Berikut adalah beberapa jenis insektisida yang sering digunakan untuk mengendalikan telur ulat:

    • Metoksifenozide: Insektisida ini bertindak sebagai penghambat pertumbuhan ulat dan memiliki efek ovicidal yang baik.
    • Diflubenzuron: Merupakan insektisida yang efektif sebagai ovicide, menghambat pertumbuhan dan perkembangan ulat.
    • Pyriproxyfen: Pyriproxyfen adalah jenis insektisida yang bekerja sebagai regulator pertumbuhan serangga dan memiliki efek ovicidal.
    • Bacillus thuringiensis (Bt): Meskipun Bt lebih dikenal sebagai larvasida (membunuh larva), beberapa formulasi Bt juga dapat memiliki efek ovicidal terhadap telur ulat.
    • Chlorantraniliprole: Insektisida ini memiliki efek baik sebagai larvasida dan ovicidal, menghambat pertumbuhan dan perkembangan ulat.
    • Spinosad: Spinosad adalah insektisida organik yang memiliki efek baik pada larva dan telur ulat.
    • Azadirachtin (Neem Oil): Minyak neem, yang mengandung azadirachtin, dapat bekerja sebagai ovicide dan larvasida.
    • Permetrin: Permetrin termasuk dalam kelompok piretroid dan dapat digunakan untuk membunuh telur ulat.

    Di Indonesia sendiri terdapat 10 merk produk yang biasa digunakan untuk pembasmi telur ulat atau serangga, Adapun 10 Merk Insektisida Penghancur Telur Serangga Antara Lain :

    1. Sidathion 210/15 EC

    Bahan aktif : Triazofos 210 g/l dan Deltamethrin 15 g/l
    Insektisida racun kontak dan lambung berbentuk pekatan berwarna coklat yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan ulat grayak pada pertanaman bawang merah dan membasmi lalat buah beserta telurnya,sehingga buah tidak akan rontok meski sudah di tusuk lalat buah.
    Bagi anda yang tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik link yang telah kami sediakan. klik disini untuk membeli Sidathion 210/15 EC

    2. Kardan 50 SP

    Kardan 50 SP adalah insektisida sistemik berbahan aktif Kartap Hidroklorida 50% racun kontak berbentuk tepung berwarna hijau muda yang dapat dilarutkan dalam air untuk mengendalikan hama pada tanaman teh, kentang dan cabai. Membersihkan stadia telur hingga ulat dewasa.
    Bagi anda yang tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Kardan 50 SP

    3. Amcothene 75 WP

    AMCOTHENE 75 SP Dengan Bahan Aktif Asefat 75% Merupakan Insektisida sistemik, racun kontak dan lambung dsn racun pernafasan, untuk mengendalikan hama pada tanaman Kedelai: Penggulung daun(Lamprosema indicata), Pengisap polong(Riptortus linearis) Penggerek polong (Etiella zinckenella). Kelapa Sawit: Ulat Kantong(Metisa Plana)
    Bagi anda yang tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Amcothene 75 WP

    4. Phosthene 97 WG

    Insektisida sistemik berbentuk butiran yang dapat didispersikan di dalam air untuk mengendalikan hama pada tanaman Kelapa sawit, bawang merah dan tanaman Jeruk. Bahan aktif asefat efektif untuk mengendalikan hama pengunyah dan penghisap seperti golongan lepidoptera dan kutu kutuan seperti thrips, aphid, myzus dll.Juga efektif untuk mengendalikan ulat api pada kelapa sawit.
    Bagi anda yang tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Phosthene 97 WG

    5. Metindo 40 SP

    Metindo 40sp kandungannya racunnya lebih tinggi sehingga racun yang efektif untuk membasmi semut, ulat, thrips, kutu kebul pada semua tanaman budidaya seperti tomat, terong, kol dan sayur mayur lainnya.
    Bagi anda yang tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Metindo 40 SP

    6. Dangke 40 WP

    DANGKE 40 WP isi 100 gram adalah insektisida sistemik racun kontak dan lambung berwarna putih berbentuk tepung yang dapat disuspensikan (Wettable Powder) untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah, kedelai, cabai, kakao, kacang panjang, tomat, kacang hijau, kubis, kelapa sawit dan kacang tanah.
    Bagi anda yang tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Dangke 40 WP

    7. Lannate 40

    Insektisida sistemik racun kontak dan lambung yang berbentuk bubuk warna biru muda yang dapat disuspensikan dalam air untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah, kacang hijau, kacang tanah, kakao, kacang kedelai, kubis, kapas, tebu, teh, tomat. Insektisida Lannate 40 SP kemasan biru berfungsi untuk membasmi ulat (ulat pemakan daun, ulat perusak buah, dan ulat perusak batang)
    Tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Lannate 40

    8. Dumil 40 SP

    Insektisida Dumil 40SP dengan bahan aktif metomil 40%, berbentuk tepung berwarna biru. Efektif mengendalikan hama ulat, kutu daun, dan telur ulat.
    Bagi anda yang tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Dumil 40 SP

    9. Pasphat 80 WP

    bahan : asefat 80%. insektisida racun kontak dan racun lambung berbentuk tepung yang larut dalam air. untuk mengendalikan hama pada tanaman cabai dan ulat penggerak buah pada tanaman tomat.
    tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Pasphat 80 WP

    10. Metindo 80 SL

    Metindo :insektisida racun kontak & lambung ,berbentuk larutan dalam air ,berwarna merah kecoklatan ,untuk mengendalikan hama pada tanaman Bawang Merah ,Jagung ,Kakao ,Kapas ,Kedelai & Teh, ampuh membasmi ulat grayak sampai telur
    tertarik untuk membeli produk ini, silahkan klik disini Untuk Membeli Metindo 80 SL

    Sebelum menggunakan insektisida, penting untuk membaca petunjuk penggunaan dan dosis yang disarankan pada label produk. Selalu terapkan langkah-langkah keamanan dan hindari penggunaan yang berlebihan. Juga, perhatikan jenis tanaman yang diobati dan pastikan insektisida yang dipilih sesuai untuk tanaman tersebut.

    Demikianlah artikel mengenai Insektisida Pembasmi Telur Ulat, pembasmi telur ulat, obat telur ulat, obat pembasmi telur ulat semoga bermanfaat.

    Tags: insektisida pembasmi telur ulat, obat pembasmi telur ulat, obat telur ulat, pembasmi telur ulat
    Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Salah satu penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit serta berpotensi mengurangi produksi hingga 25% pada tanaman berusia 3–9 tahun adalah busuk tandan kelapa sawit, atau buah sawit busuk sebelum masak (Siregar, 2011) Penyebab buah sawit busuk sebelum masak dapat bervariasi dan melibatkan beberapa faktor. Berikut beberapa alasan umumnya: 1. Penyakit: Beberapa […]

Karet, sebagai tanaman perkebunan terkemuka kedua di Indonesia setelah kelapa sawit, diyakini memiliki jumlah petani yang sebanding dengan petani kelapa sawit. Dalam beberapa tahun terakhir, harga jual karet mengalami penurunan, mendorong petani untuk mencari strategi kreatif agar dapat memperoleh penghasilan setidaknya sebanding dengan periode sebelum penurunan harga. Cara yang digunakan adalah dengan mendorong tanaman karet […]

Padda September 2021, perdagangan pupuk hayati di tingkat global adalah bagian dari industri pertanian yang berkembang pesat. Pupuk hayati, seperti bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroorganisme lainnya, digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman secara alami dan berkelanjutan. Beberapa mikroorganisme yang umumnya termasuk dalam pupuk hayati melibatkan bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroba […]

Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri. Jenitri Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, […]

Metode Sloping Agriculture Land Technology (SALT) merupakan salah satu teknik untuk menata lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian. Selama ini pemanfaatan lahan miring dalam bentuk kebun dan sawah berundak diketahui memiliki resiko erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani enggan memanfaatkan lahan miring untuk tanaman pangan, mereka hanya memanfaatkannya untuk tanaman keras. […]