Temulawak (Curcuma xanthorriza) merupakan tanaman dli Indonesia yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional dan industri jamu disamping merupakan salah satu tanaman ekspor yang cukup potensial.
Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning  yang di sebut “kurkumin”, dan juga protein, pati, serta zat – zat minyak atsiri.
Kegunaan temulawak cukup banyak bagi pengobatan berbagai penyakit, diantaranya adalah sebagai pembersih darah, obat sakit kuning (gangguan hati/liver), demam malaria, sembelit, pemberantas bau badan, dan memperbanyak ASI.
 
PENGOLAHAN SIMPLISIA TEMULAWAK
Agar diperoleh simplisia temulawak yang berkualitas dengan kandungan senyawa aktif yang tinggi don stabil, maka diperlukan langkah-langkah penanganan dan pengelolaan pasca panen yang benar dan baik.
 
1.      Pemanenan
Waktu panen ditandai oleh berakhirnya pertumbuhan vegetatif, pada keadaan ini rimpang telah berukuran optimal dan umur di lahan antara 9 – 10 bulan. Ciri tanaman yang siap panen adalah memiliki daun-daun yang telah menguning dan mengering.
 
Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang menggunakan garpu/cangkul secara hati-hati agar tidak terluka/rusak. Tanah yang menempel pada rimpang dibersihkan dengan cara dipukul pelan-pelan hingga tanah terlepas dari rimpang. Kemudian daun-daun dan batang dibuang.
 
2.      Pencucian
Rimpang direndam dalam bak pencucian selama 2 – 3 jam. Selanjutnya  rimpang dicuci sambil disortasi. Setelah bersih rimpang segera ditiriskan dalam rak – rak peniris selama 1 hari. Penirisan sebaiknya dilakukan di dalam ruangan atau di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
 
3.      Perajangan
Perajangan dapat menggunakan mesin ataupun perajang manual. Arah irisan melintang agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah dan kadarnya tidak menurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 4 – 6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas rimpang yang bagus, setelah perajangan rimpang diuapi dengan uap panas atau dicelup dalam air mendidih selama 1 jam sebelum dikeringkan.
 
4.      Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin, selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan dengan mengunakan mesin adalah suhu pengeringan yang tepat. Untuk rimpang temulawak digunakan suhu pengeringan antara 40 – 60 oC. Dengan suhu tersebut waktu pengeringan yang diperlukan antara 3 – 4 hari.
 
5.      Pengemasan
Setelah rimpang mencapai derajat kekeringan yang diinginkan, selanjutnya dapat segera dikemas untuk menghindari penyerapan kembali uap air oleh rimpang. Pengemasan hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar rimpang tidak hancur. Seterusnya simplisia dapat segera disimpan atau diangkut ke pasar.
 
6.      Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab, suhu tidak melebihi 30 oC, memiliki ventilasi yang baik, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas simplisia, memiliki penerangan yang cukup (terhindar dari sinar matahari langsung), serta bersih dan bebas dari hama gudang.
 
Minyak atsiri dalam simplisia temulawak mengandung siklo isoren, mirsen, d-kamfer, P-tolil metikarbinol, zat warna kurkumin. Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar antara 1,6% – 2,22% dihitung berdasarkan berat kering.
 
PERSYARATAN MUTU SIMPLISIA TEMULAWAK
Berdasar Ketetapan MMI (Materia Medika Indonesia)
  • Kadar abu 4,4%
  • Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,74%
  • Kadar sari yang larut dalam air 8,9%
  • Kadar sari yang larut dalam etanol 3,5%
  • Bahan organikosing 2%
SYARAT TEMULAWAK KERING UNTUK EKSPOR
  • Warna: kuning jingga sampai coklat kuning jingga
  • Aroma: khas wangi aromatic
  • Rasa: mirip rempah-rempah dan agak pahit
  • Kelembaban: maksimum 12%
  • Abu: 3 % sampai 7%
  • Pasir kasar: 1%
  • Kadar minyak atsiri minimum 5%

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri. Jenitri Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, […]

Ingin menanam sayuran di pekarangan? Sebaiknya Anda kenali terlebih dahulu berbagai jenis tanaman sayur dan bagian yang dapat dimanfaatkan berdasarkan tempat tumbuh optimalnya. Pada umumnya pemanfaatan jenis sayuran yang ditanam bertujuan untuk diambil bagian-bagiannya sebagai kebutuhan bahan makanan. Sayuran dapat dikelompokkan berdasarkan bagian tubuhnya yang seringkali dimanfaatkan. Pembagian jenis sayuran berdasarkan manfaatnya ini dibagi menjadi […]

Pendahuluan Di Indonesia, kacang hijau merupakan tanaman aneka kacang yang menduduki urutan ke tiga terpenting setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman yang tengah menjadi primadona petani lantaran menjadi komoditas ekspor dengan harga yang menggiurkan ini mempunyai banyak kelebihan seperti berumur genjah (55-65 hari), toleran kekeringan, cukup adaptif pada lahan kurang subur/lahan suboptimal serta harga jual […]

Keriting daun yang disebabkan oleh trips. Gejala keriting pada daun tanaman cabe sebagian besar disebabkan oleh hama trips. Gejala yang ditimbulkan oleh trips pada daun cabe adalah adanya daun keriting dengan bentukan lekukan menggulung ke atas. Biasanya serangan trips diikuti dengan gejala rontoknya bunga cabe. Pada permukaan daun bagian atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap […]

  Secara umum menanam sayuran ada yang bisa langsung ditanam langsung terutama untuk benih dengan ukuran yang besar, sedangkan benih yang ukurannya kecil perlu dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Diantara alasannya adalah biji yang besar tentunya susah terbawa gangguan alam seperti hujan dan angin demikian juga kecambah yang dihasilkan juga lebih kuat. Begitu pun sebaliknya biji […]

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah sayuranyang dikonsumsi buahnya sebagai bahan pangan. Buncis hampir mirip dengan koro, hanya saja buahnya gilig memanjang tidak gepeng. Sekilas lebih mirip dengan tanaman kacang panjang yang bantet dan pendek. Memang penampakan pohonnya pun hampir-hampir mirip dengan keduanya. Buncis sangat cocok dibudidayakan baik di dataran medium maupun tinggi. Secara umum buncis […]

  PENDAHULUAN Kacang Buncis berasal dari Amerika. Saat ini kacang buncis telah ditanam di seluruh wilayah Indonesia. Selain kacang buncis yang merupakan tipe merambat (mencapai tinggi 2-3 meter) dikenal pula jenis lain tipe tegak (tinggi 50-60 cm) dengan nama kacang jago atau kacang merah kedua tipe tanaman ini mempunyai nama ilmiah yang sama yaitu Phaseolus […]

Buncis adalah salah satu jenis tanaman merambat yang telah biasa dibudidayakan orang untuk dijual panennya ke pasar. Tanamantersebut menghasilkan kacang buncis yang banyak dicari dan dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran untuk membuat masakan-masakan tertentu. Buncis juga merupakan tanaman budidaya yang hasilnya diekspor ke beberaoa negara tetangga, seperti Singapura, Australia, dan Malaysia. Selain itu, negara-negara seperti Hongkong dan Inggris juga diketahui mengandalkan […]

Kopi kemungkinan besar dapat memberikan sumbangsihnya bagi kesehatan lebih besar dari pada mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, demikian menurut hasil penelitian ilmiah oleh para pakar Amerika Serikat (AS). Para ilmuwan menghitung jumlah kandungan anti-oksidan (zat anti unsur radikal bebas red) pada lebih dari 100 jenis makanan termasuk sayur-sayuran, buah-buahan, kacang, aneka bumbu, minyak dan minuman. Hasil […]

KHASIAT JERUK NIPIS DAN MADU Air jeruk nipis dikombinasikan dengan madu memberikan nutrisi penting, dapat meningkatkan berat badan dan dapat membantu meredakan gejala virus. Upaya pemulihan tersebut harus digunakan dalam hubungannya dengan gaya hidup sehat.Jeruk nipis adalah sumber alami vitamin C, vitamin B, karbohidrat, magnesium, fosfor, dan kalsium sedangkan Madu mengandung vitamin B, folat, vitamin […]