Salah satu penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit serta berpotensi mengurangi produksi hingga 25% pada tanaman berusia 3–9 tahun adalah busuk tandan kelapa sawit, atau buah sawit busuk sebelum masak (Siregar, 2011)
Penyebab buah sawit busuk sebelum masak dapat bervariasi dan melibatkan beberapa faktor. Berikut beberapa alasan umumnya:
1. Penyakit: Beberapa penyakit seperti penyakit busuk buah basal, penyakit busuk pelepah, atau penyakit busuk buah mematikan dapat menyebabkan buah sawit membusuk sebelum sempat masak.
2. Serangan Hama: Serangan hama seperti tikus atau serangga tertentu dapat merusak buah sawit dan menyebabkannya membusuk.
3. Faktor Cuaca: Cuaca ekstrem, seperti hujan berlebihan atau kelembaban tinggi, dapat menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan Jamur M. palmivorus dan bakteri penyebab pembusukan.
4. Kematangan yang Tidak Seragam: Jika buah sawit di petaniannya tidak masak secara seragam, buah yang belum masak mungkin lebih rentan terhadap serangan penyakit dan hama.
5. Kekurangan Nutrisi: Kekurangan nutrisi tertentu dalam tanah dapat menyebabkan kelemahan pada tanaman dan membuat buahnya lebih rentan terhadap penyakit dan pembusukan.
6. Pengelolaan Ladang yang Buruk: Pengelolaan ladang sawit yang buruk, termasuk pengelolaan air yang tidak baik, pemangkasan yang tidak tepat, atau penggunaan pestisida yang tidak sesuai, dapat menyebabkan masalah pada tanaman dan buahnya.
7. Varietas Tanaman: Beberapa varietas sawit mungkin lebih rentan terhadap pembusukan daripada yang lain. Pemilihan varietas yang sesuai dengan kondisi pertanian dapat membantu mengurangi risiko ini.
8. Kerusakan Mekanis: Kerusakan mekanis pada buah, misalnya selama proses pemanenan atau pengangkutan, dapat membuka pintu masuk bagi patogen penyebab pembusukan.
9. Kurang terjaganya kebersihan dan sanitasi di areal lapangan, kondisi cuaca yang ekstrim (musim hujan) yang berdampak pada kelembaban udara yang tinggi, kerapatan jarak tanam yang menyebabkan tanaman kurang memperoleh asupan sinar matahari, dan ketersediaan patogen di lapangan Juga dapat menyebabkan pertumbuhan Jamur M palmivorus
Namun kebanyakan penyebab buah sawit busuk sebelum masak disebabkan oleh serangan jamur Marasmius palmivorus yang dapat berkembangbiak pada lingkungan dengan kelembaban udara yang tinggi. Dari penelitian lebih lanjut, ditemukan bahwa penyakit busuk buah hanya menyerang buah kelapa sawit yang tidak segera dipanen dan berada dalam keadaan lembab. Kelembaban udara yang tinggi di sekitar buah tersebut kemudian menjadi pemicu pertumbuhan jamur marasmius. Miselium jamur ini akan merayap ke dalam lapisan mesokarp buah kelapa sawit. Seiring berjalannya waktu, jamur ini akan tumbuh dan berkembang biak, menyebabkan kebusukan pada buah kelapa sawit. Jika tidak segera dikontrol, patogen ini akan cepat menyebar dan menyerang buah kelapa sawit lain di sekitarnya.
Jamur M. palmivorus dapat menyerang buah kelapa sawit baik yang masih mentah, matang atau bahkan dapat menyerang bunga kelapa sawit.
Ciri-ciri buah kelapa sawit yang terkena Jamur M. palmivorus Antara Lain :
1. munculnya miselium berupa benang-benang halus berwarna putih yang mengikat di permukaan buah kelapa sawit.
2. Seiring dengan berjalannya waktu, benang putih tersebut akan tumbuh semakin meluas.
3. Selanjutnya jamur akan melakukan penetrasi ke dalam lapisan mesokarp/daging buah sehingga mengakibatkan timbulnya kebusukan basah.
4. Akhirnya buah sawit pun menjadi busuk dan warnanya berubah kecokelat-cokelatan.
PENGENDALIAN Penyakit Busuk Buah / Pengendalian jamur Marasmius palmivorus
Pengendalian terhadap penyakit busuk buah dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan dan metode kimiawi.
Pengendalian secara Kultur Teknik
Pertolongan pertama terhadap pohon kelapa sawit yang menunjukkan gejala-gejala serangan jamur marasmius dapat dilakukan dengan kultur teknik. Caranya yaitu membuang semua buah kelapa sawit yang hampir busuk dan sudah busuk. Buanglah buah tersebut jauh dari area perkebunan supaya jamur tidak menyerang tanaman lainnya. Sedangkan untuk pencegahannya yaitu menjaga jarak penanaman bibit kelapa sawit, melakukan rotasi pada tahap penunasan, serta tidak menyisakan buah sawit pada saat pemanenan.
Pengendalian secara Kimiawi
Metode ini dilakukan dengan memanfaatkan obat-obatan kimiawi untuk mencegah dan melawan sumber penyakit. Karena penyakit busuk buah disebabkan oleh jamur, maka pengendaliannya harus memakai fungisida. Anda bisa memanfaatkan fungisida dari golongan Basidiomycetes untuk melawan jamur marasmius palmivorus. Fungisida jenis ini terbukti secara efektif dapat mengendalikan pertumbuhan jamur tersebut
Berikut Rekomendasi Produk Fungisida Untuk Mencegah Buah Sawit Busuk Sebelum Masak Yaitu Fungisida Kuproxat 345 SC
Kuproxat Kemasan 500 ml merupakan satu-satunya fungisida sekaligus bakterisida tembaga (Cu2+) dalam bentuk cair dengan ukuran partikel sangat kecil (0,6 µmikron),melindungi tanaman dari serangan busuk buah dalam jangka waktu lama. Direkomendasikan OMRI sebagai fungisida organik karena aman terhadap tanaman maupun pengguna. Fungsida ini tidak hanya untuk tanaman padi dan cabai saja, tetapi bisa diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit.
Petunjuk Pengaplikasian Kuproxat Kemasan 500 ml Untuk Tanaman Kelapa Sawit anda bisa melihatnya pada video dibawah ini , dan bagi Anda yang tertarik untuk mengorder produk ini, diakhir artikel kami sediakan link pembelian fungisida ini.
Tertarik untuk membeli produk ini, atau ingin sekedar tau harga fungisida ini… silahkan klik disini untuk info lebih lanjut mengenai fungisida Kuproxat Kemasan 500 ml
Solusi atasi jamur Marasmius palmivorus pada pohon sawit atau Buah Sawit Busuk Sebelum Masak
Incoming search terms:
- Apakah semut bisa menyebabkan buah sawit busuk?
Artikel Terkait Lainnya
Insektisida pembasmi telur ulat, atau ovicide, adalah produk kimia yang dirancang khusus untuk membunuh telur ulat sebelum menetas. Berikut adalah beberapa jenis insektisida yang sering digunakan untuk mengendalikan telur ulat: Metoksifenozide: Insektisida ini bertindak sebagai penghambat pertumbuhan ulat dan memiliki efek ovicidal yang baik. Diflubenzuron: Merupakan insektisida yang efektif sebagai ovicide, menghambat pertumbuhan dan perkembangan […]
Karet, sebagai tanaman perkebunan terkemuka kedua di Indonesia setelah kelapa sawit, diyakini memiliki jumlah petani yang sebanding dengan petani kelapa sawit. Dalam beberapa tahun terakhir, harga jual karet mengalami penurunan, mendorong petani untuk mencari strategi kreatif agar dapat memperoleh penghasilan setidaknya sebanding dengan periode sebelum penurunan harga. Cara yang digunakan adalah dengan mendorong tanaman karet […]
Padda September 2021, perdagangan pupuk hayati di tingkat global adalah bagian dari industri pertanian yang berkembang pesat. Pupuk hayati, seperti bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroorganisme lainnya, digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman secara alami dan berkelanjutan. Beberapa mikroorganisme yang umumnya termasuk dalam pupuk hayati melibatkan bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroba […]
Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri. Jenitri Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, […]
Metode Sloping Agriculture Land Technology (SALT) merupakan salah satu teknik untuk menata lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian. Selama ini pemanfaatan lahan miring dalam bentuk kebun dan sawah berundak diketahui memiliki resiko erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani enggan memanfaatkan lahan miring untuk tanaman pangan, mereka hanya memanfaatkannya untuk tanaman keras. […]