- Kacang jago/kacang merah atau Rode boon, biji berwarna merah/merah berbintik putih, tinggi 30 cm, dipanen polong tua atau biji.
- Kacang coklat atau Bruine boon, biji berwarna ungu, coklat, tinggi 40 cm, buahnya dipanen polong muda maupun polong tua (biji).
- Cocok pada tanah gembur, subur dan berdrainase baik.
- Kemasaman tanah (pH) 5,5-6.
- Tumbuh baik pada ketinggian 200-1.500m dpl. (tergantung varietasnya).
- Curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun.
- Benih
- Pengolahan tanah
- Penanaman
- Pemupukan
- Penyulaman
- Pengguludan
- Pemasangan turus atau lanjaran
- Pemangkasan
- Kumbang daun (Henosepilachna signatipennis). Hama ini menyerang daun sehingga berlubang-lubang, kadang-kadang tinggal kerangka dan tulang daun. Tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil-kecil. Kumbang meletakkan 20-50 butir telur berwarna kuning di permukaan daun, setelah 4-5 hari larvanya menetas dan memakan daun, tangkai dan batang tanaman, setelah stadia larva akan berubah menjadi kumbang dewasa yang sangat rakus memakan daun tanaman. Pengendaliannya ialah dengan cara membunuh langsung kumbang dan telurnya dengan tangan, atau dengan menggunakan insektisida Lannate 25 WP atau insektisida lain dengan dosis sesuai anjuran.
- Lalat kacang (Agromyza phaseoli). Menyerang tanaman pada awal pertumbuhan, gejalanya daun berlubang pangkal batang membengkok atau pecah, tanaman menjadi kuning dan akhirnya mati. Apabila tidak mati, tanaman akan tumbuh kerdil dan produksinya sedikit. Lalat betina meletakkan telurnya pada keping-keping biji yang baru berkecambah (umur 6-7 hari). Pengendalian dilakukan seawall mungkin yakni dengan memberikan mulsa penutup tanah atau penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan jenis anjuran seperti Azordin 15 WSC, yang dilakukan 2-3 kali sampai tanaman berumur 20 hari.
- Ulat penggulung daun (Lamprosema indicate). Daun yang terserang seperti menggulung dan terdapat ulat yang dilindungi oleh benang-benang sutra dan kotoran. Hama meletakkan telur di bawah permukaan daun, setelah menetas keluar ulat berwarna kehijauan dengan garis-garis kuning. Selain memakan daun juga tulang daun sehingga tinggal urat-uratnya saja. Pengendalian dapat dilakukan dengan Azordin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter air. Penyemprotan dilakukan setiap 7 hari sampai serangan berkurang.
- Penyakit Antraksona. Penyakit menyerang polong buncis muda berupa bercak-bercak berwarna coklat. Pada kondisi lembab akan semakin berkembang, kemudian bercak akan kelihatan seperti luka bernanah. Penyakit disebabkan oleh cendawan Colletorichum lindemuthianum. Pencegahan dapat dilakukan dengan merendam benih dalam fungisida Agrosid 50 SD sebelum tanam. Pengendaliannya melalui pergiliran tanaman dengan tanaman lain seperti kubis, sawi, dan lain-lain. Penyemprotan dengan fungisida Delsene MX-2000 konsentrasi 1-2 grm/liter air, atau fungisida lain sesuai anjuran.
- Penyakit Embun Tepung. Penyakit ini menyerang daun, batang, bunga dan buah. Gejala yang diperlihatkan adanya lapisan putih keabuan (seperti beludru). Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Serangan yang berat menyebabkan polong gugur dan tidak memberikan produksi. Pengendaliannya yakni tanaman yang telah terserang sebaiknya disemprot dengan fungisida Morestan 25 WP dengan konsentrasi 0,5-1 cc/liter air yang diulang 1-2 minggu sekali atau menggunakan fungisida lain dengan dosis sesuai anjuran.
- Penyakit layu. Tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang tanaman dipotong akan terlihat warna coklat dan kalau dipijat keluar lendir berwarna putih. Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas sollanacearum. Pengendalian dengan penyemprotan menggunakan bakterisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5-1 cc/liter air. Bila gejala seperti di atas tetapi bila dipijit tidak mengeluarkan lendir, maka penyebabnya adalah cendawan Fucarium oxyparum. Pengendalian dengan menggunakan Dithane M 45 dengan dosis sesuai anjuran.
- Penyakit busuk lunak. Gejala serangan ialah adanya bercak warna coklat di permukaan daun dan berair, cepat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbau busuk. Bila menyerang batang tanaman akan roboh. Penyebabnya adalah bakteri Erwinia carotopora, masuk ke jaringan tanaman melalui luka akibat gigitan serangga/ulat. Dapat pula menyerang buah yang sudah dipetik pada tempat penyimpanan. Penyakit busuk dapat pula disebabkan oleh cendawan Sclerotonia sclelrotiurum. Pengendaliannya, bagi tanaman yang terserang hebat tanaman dibongkar dan dibakar, untuk pencegahan dilakukan penyemprotan dengan Cupravi OB-21 dengan konsentrasi 4 grm/liter air atau Delsene MX 200 konsentrasi 2-3 cc/liter air. Penyemprotan dilakukan 7-10 hari sekali.
- Penyakit ujung keriting. Gejala serangan daun-daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning sedang daun yang tua menggulung atau memilin. Daun terasa kaku, tangkai daun mengeriting ke bawah dan batang tidak normal. Tanaman muda yang terserang menjadi kerdil. Penyebabnya adalah virus mosaic keriting yang ditularkan melalui kutu loncat dari famili Pengendaliannya adalah mencabut tanaman yang terserang dan membakarnya. Pencegahan terhadap serangga vector (kutu loncat) dengan menggunakan Azordin 15 WSC, Bayrusin 250 EC atau jenis insektisida lain sesuai dosis anjuran.
- Warna polong agak muda dan suram.
- Permukaan kulitnya agak kasar.
- Biji dalam polong belum menonjol.
- Bila polong dipatahkan akan menimbulkan bunyi letup.
- Tenaga Kerja
- Pengolahan tanah 100 HKO @ Rp. 10.000,- = Rp. 1.000.000,-
- Penanaman 20 HKO @ Rp. 10.000,- = Rp. 200.000,-
- Pemupukan 20 HKO @ Rp. 10.000,- = Rp. 200.000,-
- Penyiangan 10 HKO @ Rp. 10.000,- = Rp. 100.000,-
- Perlindungan tanaman 10 HKO @ Rp. 10.000.- = Rp. 100.000,-
- Panen 20 HKO @ Rp. 10.000,- = Rp. 200.000,-
- Pasca panen 10 HKO @ Rp. 10.000,- = Rp. 100.000,-
- Lain-lain = Rp. 200.000,-
- Biaya Produksi
- Benih 10 Kg @ Rp. 30.000,- = Rp. 300.000,-
- Pupuk Urea 150 Kg @ Rp. 4.000,- = Rp. 600.000,-
- Pupuk SP 36, 150 Kg @ Rp. 4.000,- = Rp. 600.000,-
- Pupuk KCl, 75 Kg @ Rp. 4.000,- = Rp. 300.000,-
- Pupuk Kandang, 10.000 Kg @ Rp. 200,- = Rp. 2.000.000,-
- Pestisida @ Rp. 50.000,- = Rp. 150.000,-
Solusi Meningkatkan Hasil Panen Buah dan Sayuran

Alphamien – Nutrisi Organik Cair, Membuat Tanaman Lebih Sehat dan Energik
Hasil Panen Meningkat, Ramah Lingkungan aman untuk manusia dan ternak isi 1 Liter
Untuk Harga Silahkan SMS Kami ke 087899161334 / 081278351356Tanda Nomor Industri : 530/87/421.107/tdi/2008
Kandungan : Mix Konsorsium Bakteri, Enzim Organik, Mineral Organik ( N, P, K, Ca, Cl, Fe, Mg, Mn, Zn), Asam Amino dan Extrak Jerami Manfaat :- Sayuran, buah dan tanaman hias/bunga menjadi lebih bercahaya dan sehat
- meningkatkan mutu dan bobot hasil panen
- menghilangkan residu pestisida yang menempel didaun bunga dan buah
- meningkatkan kelezatan rasa sayuran dan buah
- melindungi tanaman dari hama dan penyakit
- meningkatkan kesegaran hasil panen dua kali lipat
- memperbaiki dan memperkaya bahan organik tanah
Aplikasi tanaman : penyiraman dan penyemprotan untuk tanaman buah, sayuran dan tanaman hias, Padi, Jagung, dan tanaman lainnya
cara pemakaian pada tanaman buah – encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu pada umur tanaman 2 bulan masa pemeliharaan hingga menjelang panen. pada tanaman sayur – encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu selama masa pemeliharaan hingga menjelang panen. pada tanaman hias – encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu selama masa pemeliharaan hingga menjelang panen. UNTUK HARGA / KETERSEDIAAN BARANG SILAHKAN SMS KE 081278351356 / 087899161334 – BPK ROYAN – NO CALL
Artikel Terkait Lainnya
Pelajari cara memupuk tanaman cabai dengan benar berdasarkan fase vegetatif dan generatif. Dapatkan tips pemupukan NPK, penggunaan asam humat, dan mikro nutrisi untuk hasil panen melimpah! Video Panduan Pemupukan Cabai oleh Selma Farm Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sehat untuk kita semua! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas cara pemupukan tanaman cabai secara detail, mulai […]
Salah satu penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit serta berpotensi mengurangi produksi hingga 25% pada tanaman berusia 3–9 tahun adalah busuk tandan kelapa sawit, atau buah sawit busuk sebelum masak (Siregar, 2011) Penyebab buah sawit busuk sebelum masak dapat bervariasi dan melibatkan beberapa faktor. Berikut beberapa alasan umumnya: 1. Penyakit: Beberapa […]
Insektisida pembasmi telur ulat, atau ovicide, adalah produk kimia yang dirancang khusus untuk membunuh telur ulat sebelum menetas. Berikut adalah beberapa jenis insektisida yang sering digunakan untuk mengendalikan telur ulat: Metoksifenozide: Insektisida ini bertindak sebagai penghambat pertumbuhan ulat dan memiliki efek ovicidal yang baik. Diflubenzuron: Merupakan insektisida yang efektif sebagai ovicide, menghambat pertumbuhan dan perkembangan […]
Karet, sebagai tanaman perkebunan terkemuka kedua di Indonesia setelah kelapa sawit, diyakini memiliki jumlah petani yang sebanding dengan petani kelapa sawit. Dalam beberapa tahun terakhir, harga jual karet mengalami penurunan, mendorong petani untuk mencari strategi kreatif agar dapat memperoleh penghasilan setidaknya sebanding dengan periode sebelum penurunan harga. Cara yang digunakan adalah dengan mendorong tanaman karet […]
Padda September 2021, perdagangan pupuk hayati di tingkat global adalah bagian dari industri pertanian yang berkembang pesat. Pupuk hayati, seperti bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroorganisme lainnya, digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman secara alami dan berkelanjutan. Beberapa mikroorganisme yang umumnya termasuk dalam pupuk hayati melibatkan bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroba […]