Advertisements

TEMPO Interaktif, Palangkaraya — Australia berkeinginan untuk membuka persawahan di lahan gambut eks Proyek Lahan Gambut (PLG) sejuta hektar di Provinsi Kalimantan Tengah. Mereka akan menggunakan lahan seluas 100 ribu hektar untuk sawah dan diprediksi akan menghasilkan padi sebanyak 1,5 juta ton pertahun.

Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang mengatakan, saat ini, sejumlah tim ahli dari Austalia sedang melakukan penelitan di lahan gambut yang berada di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. Menurutnya, teknologi sistim pencetakan sawah ini sudah diuji coba di Queensland, Australia. “Tim ini sedang berada dilapangan untuk meneliti lahannya dan benih yang cocok untuk ditanam dilahan tersebut,” ujar Teras Narang, usai rapat evaluasi Raskin di Palangkaraya, Selasa(1/2).

Menurut Gubernur, memang proyek ini memerlukan hamparan lahan yang luas. “Mereka meminta 100 ribu hektare,” kata dia. Teras Narang menilai keinginan pengusaha Austarlia itu sejalan dengan Intruksi Presiden (Inpres No 2 tahun 2007 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Revitalisasi Lahan Gambut Kalimantan Tengah. Dalam inpres itu menyebutkan untuk pencetakan sawah luasnya mencapai 132 ribu hektare. Saat ini, baru ada 36 ribu hektare sawah yang sudah siap.

Ia mengatakan sudah melaporkan keinginan investor dari Australia itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertanian. ”Prinsipnya mendukung apa yang dilakukan Kalimantan Tengah,” ujarnya.

Gubernur menuturkan nantinya bila proyek milik swasta ini berjalan lancer  akan menghasilkan panen beras 1,5 juta ton. Asumsinya, satu kali panen dari lahan satu hektare menghasilkan 5 ton padi dan satu tahun panen tiga kali. “Dan bila hal itu terelisasi maka kedepannya Kalimantan Tengah bukan saja surplus beras, tapi menjadikannya sebagai salah satu lumbung padi nasional,” ujarnya.

Menyinggung masalah penyaluran beras miskin (raskin) di Kalimantan Tengah, menurut Gubernur, dari pagu raskin sebanyak 23.517.970 kg, sudah disalurkan semua untuk 138.341 rumah tangga sasaran (RTS). Sementara itu, untuk tahun 2011 pagu raskin mencapai 24.901.380 kg dengan penerima mencapai 138.34. Hingga akhir Januari 2011 ini, sudah beras murah yang disalurkan sudah mencapai 27 persen.

“ Untuk tahun 2010 angka kemiskinan Kalteng mencapai 6,77 persen dan saya targetkan hingga Tahun 2015 mendatang jumlahnya ditekan hingga sisa 3 persen,” ujarnya.

Karana WW

Sumber :

http://www.tempo.co/read/news/2011/02/01/179310430/Australia-Lirik-lahan-Gambut-di-Kalimantan-Tengah

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]

Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]

KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]

Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]

HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]