Advertisements

Penulis : Bang Pilot (Kompasianer)
Nama asli : Muhammad Isnaini.
Blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com

Bila kita membuat bibit kelapa sawit, yakni menumbuhkan kecambah kelapa sawit, maka hampir pasti akan ada yang tumbuh dengan tidak baik atau gagal, meskipun asalan bibit adalah dari bibit unggul yang resmi. Bibit yang gagal ini harus diafkir atau dibuang, karena tidak layak untuk ditanam. Bila dipaksakan, maka akan berakibat tidak baik bagi produksi TBS nantinya.

Proses penyortiran bibit kelapa sawit yang gagal ini dilakukan pada dua tahapan, yakni ketika masih di prenursery (bibit kecil/bebi) dan sesudah di tahap main nursery (bibit besar).

Adapun penyebab gagalnya bibit tumbuh dengan baik atau jadi menyimpang antara lain dapat diakibatkan oleh faktor genetis (keturunan), kerusakan mekanis, salah penanganan, serangan hama dan penyakit, serta kesalahan kultur teknis. Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit tumbuh abnormal :

Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam ke arah bawah.
Kecambah ditanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau terlalu dangkal sehingga akar menggantung.
Tanah mengandung bebatuan (tidak disaring), sehingga mengganggu akar
Tanah terlalu basah, karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau penyiraman tidak sempurna (terlalu keras dan banyak atau terlalu sedikit).

Angka rerata bibit yang gagal ini adalah antara 6%-15%. Bibit yang mati harus dibuang dan bibit yang gagal harus diafkir untuk dimusnahkan.

Adapun ciri-ciri bibit pada prenursery yang termasuk kategori bibit gagal adalah :

Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves).
Anak daunnya bergulung kearah longitudinal (rolled leaves).
Pertumbuhan bibit memanjang (erreted), terputar (twisted shoot), tumbuh kerdil, lemah, dan lambat  (insufficient growth, dwarfish).
Daunnya kusut (crinkled), anak daun tidak mengembang, membulat, dan menguncup (collante).
Rusak karena serangan penyakit tajuk (crown disease)

Proses seleksi di tahap ini dilakukan pada saat umur bibit dua bulan dan pada saat akan dipindahkan ke polibag besar.

Adapun ciri-ciri bibit kelapa sawit yang menyimpang pada tahap main nursery adalah :

Bibit yang memanjang kaku (errectic), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya kaku.
Bibit yang permukaannya rata (flat) dan daun muda lebih pendek.
Bibit yang merunduk (limp).
Bibit yang daunnya tidak membelah (fused leaflet).
Anak daun pendek (short leaflet), sempit, dan selalu menggulung.

Seleksi di main nursery dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut :

Setelah bibit berumur 2 bulan.
Setelah bibit berumur 4 bulan.
Setelah bibit berumur 8 bulan.
Saat bibit dipindahkan ke lapangan.

Proses seleksi bibit sawit besar ini biasanya akan mengambil korban sebesar 8%-12%.

Dari perhitungan di atas, maka para pembibit haruslah menyediakan restan atau cadangan paling tidak sebesar 27%. Ditambah dengan persediaan untuk tanaman sisipan yang jumlahnya bisa mencapai 15%, maka pembibit secara global harus membibitkan kecambah sawit lebih banyak 42% dari kebutuhan jumlah tanaman sawit di lapangan. Menurut kami, jumlah terbaik adalah 150%. Artinya, bila lahan perkebunan petani cukup untuk 100 pohon kelapa sawit, maka ia harus membibitkan kecambah sebanyak 150 butir.

Demikianlah paparan singkat tentang proses seleksi bibit kelapa sawit yang harus dilakukan oleh para pembibit agar mutu tanaman kelapa sawitnya baik sesuai harapan. Bila ada yang perlu diperjelas, atau anda butuh keterangan tentang pengadaan kecambah kelapa sawit, bisa menghubungi nomor hp. yang tertera di kotak informasi penulis.

Mari belajar dan berbagi ilmu. Salam.

Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2013/04/30/ciri-ciri-bibit-kelapa-sawit-yang-gagal-551474.html

Daftar Bacaan Tentang Sawit Dan Informasi Menarik Lainnya :

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Advertisements 16Feb2014No Comments Oleh : Hetty L.E Manurung Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di- karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, […]

Benih Sawit Wajib SNI (Standar Nasional Indonesia) Advertisements 16Feb20141 Comment February 11th, 2014 Medan, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan menerapkan kebijakan SNI (Standard Nasional Indonesia) untuk produk benih sawit dari produsen dalam negeri. Terkait hal itu, pengamat ekonomi Gunawan Bonyamin mengatakan bahwa kebijakan tersebut tentunya baik bagi industri pertanian […]

Advertisements 16Feb2014No Comments Diposkan oleh Neti Suriana  Tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis Jack) sudah mulai ditanam secara komersial di Indonesia sejak tahun 1911. Pertama kali kelapa sawit dikembangkan di pulau Sumatera. Namun pada masa itu hingga puluhan tahun sesudahnya perkembangan kelapa sawit stagnan. Belum banyak industri yang memanfaatkan hasil dari perkebunan ini pada […]

Advertisements 01Nov2013No Comments Bahan tanaman kelapa sawit yang umum ditanam adalah  persilangan dura x psifera (DxP) yang disebut tenera. Bibit unggul diperoleh dari hasil persilangan (breeding programme) berbagai sumber (inter and intra spesific crossing) mengikuti metode Reciprocal Recurrent Selection (RRS). Persilangan  yang terbaik hasilnya saat ini adalah Dura x Psifera (DP). DxD akan […]

Produksi Bibit Sawit Dari Kebun Topaz Riau Advertisements 18Jun2013No Comments June 18, 2013 Jakarta, EnergiToday — Sekitar 250 hektare Kebun Topaz yang berada di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, dikhususkan untuk memproduksi benih dan bibit sawit yang menjadi andalan Asian Agri. General Manager PT Tunggal Yunus Estate […]