Advertisements

SAMARINDA. Kaltim telah menetapkan program Sejuta Hektar Sawit dan kebijakan ini membuka peluang semua pihak untuk berkontribusi menyukseskannya. Namun, perlu diwaspadai karena tidak sedikit aksi yang dilakukan pihak tidak bertanggungjawab dengan menawarkan bibit sawit harga murah.

Guna mengantisipasi serta meminimalisir peredaran benih kelapa sawit palsu di Kaltim, maka Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim mengumpulkan penangkar/waralaba kelapa sawit dan Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).

“Disbun selaku instansi teknis bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan secara intensif terhadap peredaran bibit sawit. Kami mengimbau agar petani tidak tergoda membeli bibit sawit dengan harga murah,” kata Kepala Disbun Kaltim Etnawati didampingi Kepala Bidang Produksi Sukardi usai pertemuan di Hotel Grand Sawit Samarinda, pekan lalu.

Para petani diharapkan lebih jeli saat membeli bibit maupun benih sawit terutama jika bibit tersebut tidak disertai dengan dokumen sertifikat, maka berarti benih yang ditawarkan itu diragukan keasliannya.Bibit sawit palsu ini biasanya dibeli petani atau pekebun (plasma) karena terpengaruh penawaran harga yang murah. Padahal, bibit itu sudah jelas tidak dilengkapi sertifikat sebagai jaminan dari penangkar yang ditunjuk pemerintah.

Walaupun diantara petani yang mengetahui bibit tanpa sertifikat diindikasikan benih palsu namun karena terpengaruh dengan harga murah akhirnya tetap membeli.

“Kita akan terus memberikan pemahaman kepada petani tentang kerugian membeli bibit palsu ini,” jelasnya.

Upaya yang dilakukan melibatkan para penangkar/waralaba yang berperan menyalurkan bibit maupun benih sawit yang bersertifikat kepada petani. Selain itu, petani diharapkan bisa selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Disbun Kaltim untuk pengadaan bibit sawitnya.

Menurut dia, berbagai upaya dilakukan Disbun Kaltim terutama dengan mengoptimalkan kinerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perkebunan. Berbagai tempat diawasi termasuk pintu masuk peredaran bibit seperti bandara, pelabuhan maupun terminal.

Saat melaksanakan tuganya, PPNS Perkebunan bekerjasama dengan aparat kepolisian. Kerjasama itu banyak membuahkan hasil dengan tertangkapnya para pengedar bibit maupun benih (kecambah) kelapa sawit palsu.Pada diskusi tersebut, narasumber dari PT London Sumatera Edi Setiawan mengemukakan menanam sawit tidak sama dengan menanam tanaman perkebunan lainnya.

Menanam sawit diperlukan bibit atau benih yang berasal dari indukan atau serbukan.”Menanam sawit harus diperhatikan benihnya. Sawit adalah tanaman hibrida yang memerlukan proses indukan ataupun penyerbukan yang terpilih,” ujar Edi Setiawan.

Disebutkan, harga benih (kecambah) kelapa sawit di pasaran rata-rata Rp10.000 perbenih termasuk benih yang dihasilkan PT London Sumatera. Untuk pelayanan pembelian serta menjamin keamanan benih, maka perusahaan mengantarnya hingga ke daerah bahkan ke lokasi pekebun.

Pertemuan penangkar/waralaba kelapa sawit dan PMUK  diikuti 30 orang dari beberapa kelompok waralaba/penangkar benih kelapa sawit yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Kutai Kartanegara. (yans/hmsprov)

SUMBER : UPTD PENGAWASAN BENIH PERKEBUNAN

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Advertisements 16Feb2014No Comments Oleh : Hetty L.E Manurung Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di- karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, […]

Benih Sawit Wajib SNI (Standar Nasional Indonesia) Advertisements 16Feb20141 Comment February 11th, 2014 Medan, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan menerapkan kebijakan SNI (Standard Nasional Indonesia) untuk produk benih sawit dari produsen dalam negeri. Terkait hal itu, pengamat ekonomi Gunawan Bonyamin mengatakan bahwa kebijakan tersebut tentunya baik bagi industri pertanian […]

Advertisements 16Feb2014No Comments Diposkan oleh Neti Suriana  Tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis Jack) sudah mulai ditanam secara komersial di Indonesia sejak tahun 1911. Pertama kali kelapa sawit dikembangkan di pulau Sumatera. Namun pada masa itu hingga puluhan tahun sesudahnya perkembangan kelapa sawit stagnan. Belum banyak industri yang memanfaatkan hasil dari perkebunan ini pada […]

Advertisements 16Feb2014No Comments Penulis : Bang Pilot (Kompasianer)Nama asli : Muhammad Isnaini.Blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com Bila kita membuat bibit kelapa sawit, yakni menumbuhkan kecambah kelapa sawit, maka hampir pasti akan ada yang tumbuh dengan tidak baik atau gagal, meskipun asalan bibit adalah dari bibit unggul yang resmi. Bibit yang gagal ini harus diafkir atau […]

Advertisements 01Nov2013No Comments Bahan tanaman kelapa sawit yang umum ditanam adalah  persilangan dura x psifera (DxP) yang disebut tenera. Bibit unggul diperoleh dari hasil persilangan (breeding programme) berbagai sumber (inter and intra spesific crossing) mengikuti metode Reciprocal Recurrent Selection (RRS). Persilangan  yang terbaik hasilnya saat ini adalah Dura x Psifera (DP). DxD akan […]