Advertisements

Untuk membuka lahan tanpa bakar pada areal semak belukar, perlakuannya hampir sama dengan cara pembukaan lahan tanpa bakar pada areal hutan dan areal peremajaan kelapa sawit. Pekerjaan dan alat yang dipergunakan serta teknis pelaksanaan dalam pembukaan lahan tanpa bakar pada areal semak belukar tergantung pada kerapatan vegetasi dan cara yang digunakan. Ada tiga cara membuka lahan pada areal semak belukar yaitu cara manual, mekanis dan kombinasi antara manual-mekanis-khemis.

Cara manual, yaitu kegiatan pembukaan lahan dengan tahapan sebagai berikut : 

Membabat rintisan yaitu memotong dan membabat vegetasi dengan mengguna-kan parang; 
Menebang dan merencek (mencincang) batang kayu yang besar dengan menggunakan parang, kapak atau gergaji; 
Membuat pancang jalur, yaitu jalur tanam yang dibuat menurut jarak antar barisan tanaman, yang dimaksudkan untuk memudahkan pembersihan jalur tanam; 
Membersihkan Jalur Tanam, yaitu membersihkan hasil rencekan yang ditempatkan dintara jalur tanaman dengan jarak 1 meter di kiri-kanan pancang, sehingga didapatkan jalur yang bersih dari potongan kayu-kayuan.

Cara mekanis

cara ini dilakukan untuk areal yang memiliki topografi datar dan berombak. Cara penebangan umumnya dilakukan dengan traktor dengan tahapan sebagai berikut: 

Membabat rintisan, yaitu membabat semak dan kayu yang mempunyai ketinggian 40cm; 
Menebang, yaitu menebang pohon yang besar maupun yang kecil dengan menggunakan traktor. Penebangan sebaiknya dengan diikuti penumbangan pohon berikut akarnya. Pohon ditebang kearah luar agar tidak menghalangi jalannya traktor; 
Merencek, dilakukan dengan memotong dan mencincang (merencek) cabang dan ranting pohon yang telah ditebang; 
Membuat pancang jalur yang dibuat menurut arah antar barisan tanaman yang dimaksudkan untuk memudahkan pembersihan jalur tanam; 
Membersihkan jalur tanam, dengan membuang hasil rencekan batang/pohon dan ditempatkan pada lahan diantara jalur tanaman dengan jarak 1 meter di kiri-kanan pancang.

Cara kombinasi antara manual-mekanis-khemis, cara ini dapat dikombinasikan dengan cara khemis melalui pemanfaatan herbisida pada saat pembukaan lahan perkebunan maupun saat penanaman melalui penyemprotan semak belukar dengan menggunakan paraquat, triasukfuron, gilifosfat maupun jenis bahan kimia lainnya. Dengan memperhatikan aspek kesehatan serta lingkungan, dan dalam penggunaannya dilaksanakan dengan bijaksana sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

Pemanfaatan limbah pembukaan lahan

Limbah hasil penebangan/rencekan semak belukar dapat dimanfaatkan sebagai kompos, dengan cara pembuatannya sebagai berikut:

1. Bahan-bahan dan komposisi terdiri dari: a) limbah hasil tebangan berupa serasah yang terdiri dari paku-pakuan dan gulma sebanyak 80%; b) pupuk kandang (10%); pupuk kandnag (10%); c) dedak/bekatul (10%); d) EM 4 (100ml); d) Molase/gula 25 gram.

2. Cara pembuatan sebagai berikut : 

Limbah hasil tebangan dicampur dengan pupuk kandang dan dedak;
EM4, molase/gula dan air, kemudian dilarutkan ; 
Campuran 1 diaduk dengan campuran 2 kemudian ditutup pakai plastik; 
Setelah tiga hari diaduk supaya prosesnya sempurna, kemudian ditutup kembali; dan 
Setelah warnanya merata kecoklatan dan gembur, kemudian diangin-anginkan. Setelah dingin/suhunya normal, maka kompos siap dipakai atau dikemas dalam kantong plastik untuk dipergunakan, disimpan atau dijual.

Incoming search terms:

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Advertisements Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak sawit terbesar di dunia, sebagai salah satu negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam maka saat ini begitu banyak hutan-hutan di Indonesia yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, mulai dari perkebunan sawit tingkat masyarakat maupun perusahaan saat ini sedang gencar dalam melakukan […]

Gajah banyak di Sumatera

Landak

Rayap Advertisements 08Sep2012No Comments Rayap pekerja jenis ini biasanya merusak akar, batang dan pangkal pupus terutama pada tanaman muda di lahan gambut. Rayap pekerja berwarna putih, panjangnya 5 mm. Rayap tentara panjangnya 6-8 mm, memiliki kepala besar dan rahang yang kuat. Ratu dapat mencapai panjang 50 mm. Jenis ini […]

Ulat Tandan Advertisements 08Sep2012No Comments Serangga Tirathaba mundella dan T. rufivena dikenal sebagai hama penggerek tandan buah kelapa sawit baik di Indonesia maupun di Malaysia. Pada umumnya hama ini dijumpai terutama pada areal dengan tandan buah dengan fruitset rendah atau terlewat dipanen (Wood & Ng 1974), karena sebagai makanan hama ini. Tirathaba mundella ini biasanya […]

Ulat Bulu Advertisements 08Sep2012No Comments Serangga hama yang lain yang terdapat pada tanaman kelapa sawit adalah beberapa macam ulat bulu Dasychira inclusa, Amathusia phidippus, Calliteara horsfielddii, Ambadra rafflesi, dan Pseudoresia desmierdechenoni. Ulat ini masih tergolong hama minor di perkebunan kelapa sawit, tetapi akhir-akhir ini pada beberapa tempat mulai menimbulkan serangan yang cukup serius. […]

Advertisements 08Sep2012No Comments Ulat kantong termasuk dalam famili Psychidae. Tujuh spesies yang pernah ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalahMetisa plana, Mahasena corbetti, Cremastopsyche pendula, Brachycyttarus griseus, Manatha albipes, Amatissa sp. danCryptothelea cardiophaga (Norman et al., 1995). Jenis ulat kantong yang paling merugikan di perkebunan kelapa sawit adalah Metisa plana dan Mahasena corbetti. Hama Ulat Kantung Gambar. Ulat kantong Metisa plana Siklus Hidup […]

Advertisements 08Sep20121 Comment Babi hutan merupakan jenis hama mammalia penting pada perkebunan kelapa sawit. Sebenarnya satwa ini bukanlah merupakan penghuni tetap pada ekosistim perkebunan kelapa sawit. Kerusakan yang ditimbulkannya pada kelapa sawit hanya merupakan efek sekunder dari kehadirannya pada kebun sawit. Mereka adalah salah satu penghuni tetap hutan. Habitatnya meliputi kisaran geografis yang […]

Feromon untuk Pengendalian Kumbang Tanduk Advertisements 08Sep20121 Comment Hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) umumnya menyerang tanaman kelapa sawit muda. Serangan hama ini dapat menurunkan produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun pertama hingga 69%  dan menimbulkan kematian pada tanaman muda hingga 25%. Pengendalian kumbang tanduk secara konvensional dilakukan dengan cara pengutipan dan menggunakan insektisida kimiawi. Namun, […]

Pengendalian Hayati Ulat Api dengan Mikroorganisme Entomopatogenik Advertisements 08Sep2012No Comments Pengendalian ulat api (Setothosea asigna) dengan menggunakan insektisida kimiawi merupakan cara yang umum dilakukan di perkebunan kelapa sawit. Namun dalam praktek, penggunaan insektisida tersebut justru menimbulkan kerugian yang besar berupa pencemaran lingkungan akibat residu insektisida serta munculnya resistensi dan resurgensi hama. Semakin meningkatnya kesadaran […]