Advertisements

Untuk membuka lahan pada areal peremajaan kebun sawit, hendaknya dilakukan dengan mengolah lahan tanpa membakar. Pekerjaan dan alat yang dipergunakan serta teknis pelaksanaan dalam pembukaan lahan pada areal kebun sawit ini tergantung pada kerapatan vegetasi dan cara yang digunakan. Ada dua cara membuka lahan pada areal peremajaan kebun sawit yaitu cara kombinasi antara manual-mekanis dan mekanis.

Cara kombinasi antara manual-mekanis

Kegiatan yang dilakukan pada areal peremajaan kebun sawit sebagai berikut : 

1) Perencanaan penanaman, yaitu dengan membuat rencana dan desain kebun yang akan dikelola dengan mempertimbangkan lingkup pekerjaan, ketersediaan masin-mesin dan peralatan yang memadai, waktu pelaksanaan dan biaya; 

2) Membuang Ganoderma, pada areal yang terserang ganoderma, perlu ditebang, dibuang jauh dari areal tanaman baru dan dibersihkan; 

3) Membuat Pancang Jalur, untuk menentukan jalur tanaman baru, jaringan jalan, jalur pemanenan dan saluran draenasi; 

4) Pembuatan Jalan dan saluran draenasi, pembuatan jalan pengumpulan/pengawasan atau saluran draenasi sekunder dapat dilakukan sebelum atau segera setelah penumbangan pohon sawit lama. Bila saluran lama masih sesuai dengan letak saluran baru, maka saluran tersebut digali kembali sedalam saluran baru; 

5) Menebang dan merencek, dilakukan pada pohon sawit lama dengan menggunakan kapak; 

6) Membersihkan jalur tanam, hasil rencekan ditumpuk diantara jalur tanaman dengan jarak 1 meter di kiri-kanan pancang. Dengan demikian diperoleh jalur yang bersih dari potongan-potongan kayu; 

7) Membajak dan menggaru, setelah dilakukan penebangan dan pembersihan, kemudian dilakukan pembajakan dan menggaru tanah untuk memperbaiki kondisi tanah serta memudahkan penanaman; 

8) Pembuatan teras dan teknik konservasi, dilakukan pada areal yang bertopografi bergelombang/berbukit kemudian dibuat terasering dengan mengikuti teknik konservasi tanah dan air. 

Pada lahan dengan tingkat kelerengan lebih dari 10% perlu dibuat teras tanaman dengan lebar 4 meter. Teras harus mengikuti garis countur. Pada lahandengan tingkat kemiringan 5-10°, teras dibuat dengan lebar antar teras sekitar 30 m.

Cara mekanis

Diakukan pada areal yang memilki topografi datar atau berombak. Penebangan pohon sawit dilakukan dengan traktor dengan tahapan sebagai berikut: 

1) Perencanaan penanaman, yaitu dengan membuat rencana dan desain kebun yang akan dikelola dengan mempertimbangkan lingkup pekerjaan, ketersediaan masin-mesin dan peralatan yang memadai, waktu pelaksanaan dan biaya; 

2) Membuang Ganoderma, pada areal yang terserang ganoderma, perlu ditebang, dibuang jauh dari areal tanaman baru dan dibersihkan; 

3) Membuat Pancang Jalur, dibuat untuk menentukan jalur tanaman baru, jaringan jalan, jalur pemanenan dan saluran draenasi; 

4) Pembuatan Jalan dan saluran draenasi, pembuatan jalan pengumpulan/pengawasan atau saluran draenasi sekunder dapat dilakukan sebelum atau segera setelah penumbangan pohon sawit lama. Bila saluran lama tidak sesuai dengan letak saluran baru maka saluran lama ditutup dengan tanah dan saluran baru dibuat sesuai dengan letak pancang jalur. Bila saluran lama masih sesuai dengan letak saluran baru, maka saluran tersebut digali kembali sedalam saluran baru; 

5) Menebang dan merencek, dilakukan pada pohon sawit lama dengan menggunakan excavator; 

6) Membersihkan jalur tanam, hasil rencekan ditumpuk diantara jalur tanaman dengan jarak 1 meter di kiri-kanan pancang. Dengan demikian diperoleh jalur yang bersih dari potongan-potongan kayu; 

7) Membajak dan menggaru, setelah dilakukan penebangan dan pembersihan, kemudian dilakukan pembajakan dan menggaru tanah untuk memperbaiki kondisi tanah serta memudahkan penanaman; 

8) Pembuatan teras dan teknik konservasi, dilakukan pada areal yang bertopografi bergelombang/berbukit kemudian dibuat terasering dengan mengikuti teknik konservasi tanah dan air. 

Pada lahan dengan tingkat kelerengan lebih dari 10% perlu dibuat teras tanaman dengan lebar 4 meter. Teras harus mengikuti garis countur. Pada lahandengan tingkat kemiringan 5-10°, teras dibuat dengan lebar antar teras sekitar 30 m.

Sumber : Pedoman Teknis Pembukaan Lahan Tanpa Bakar, Ditjen Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta, 2007 dan Dari berbagai sumber.

Incoming search terms:

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Advertisements Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak sawit terbesar di dunia, sebagai salah satu negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam maka saat ini begitu banyak hutan-hutan di Indonesia yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, mulai dari perkebunan sawit tingkat masyarakat maupun perusahaan saat ini sedang gencar dalam melakukan […]

Gajah banyak di Sumatera

Landak

Rayap Advertisements 08Sep2012No Comments Rayap pekerja jenis ini biasanya merusak akar, batang dan pangkal pupus terutama pada tanaman muda di lahan gambut. Rayap pekerja berwarna putih, panjangnya 5 mm. Rayap tentara panjangnya 6-8 mm, memiliki kepala besar dan rahang yang kuat. Ratu dapat mencapai panjang 50 mm. Jenis ini […]

Ulat Tandan Advertisements 08Sep2012No Comments Serangga Tirathaba mundella dan T. rufivena dikenal sebagai hama penggerek tandan buah kelapa sawit baik di Indonesia maupun di Malaysia. Pada umumnya hama ini dijumpai terutama pada areal dengan tandan buah dengan fruitset rendah atau terlewat dipanen (Wood & Ng 1974), karena sebagai makanan hama ini. Tirathaba mundella ini biasanya […]

Ulat Bulu Advertisements 08Sep2012No Comments Serangga hama yang lain yang terdapat pada tanaman kelapa sawit adalah beberapa macam ulat bulu Dasychira inclusa, Amathusia phidippus, Calliteara horsfielddii, Ambadra rafflesi, dan Pseudoresia desmierdechenoni. Ulat ini masih tergolong hama minor di perkebunan kelapa sawit, tetapi akhir-akhir ini pada beberapa tempat mulai menimbulkan serangan yang cukup serius. […]

Advertisements 08Sep2012No Comments Ulat kantong termasuk dalam famili Psychidae. Tujuh spesies yang pernah ditemukan pada tanaman kelapa sawit adalahMetisa plana, Mahasena corbetti, Cremastopsyche pendula, Brachycyttarus griseus, Manatha albipes, Amatissa sp. danCryptothelea cardiophaga (Norman et al., 1995). Jenis ulat kantong yang paling merugikan di perkebunan kelapa sawit adalah Metisa plana dan Mahasena corbetti. Hama Ulat Kantung Gambar. Ulat kantong Metisa plana Siklus Hidup […]

Advertisements 08Sep20121 Comment Babi hutan merupakan jenis hama mammalia penting pada perkebunan kelapa sawit. Sebenarnya satwa ini bukanlah merupakan penghuni tetap pada ekosistim perkebunan kelapa sawit. Kerusakan yang ditimbulkannya pada kelapa sawit hanya merupakan efek sekunder dari kehadirannya pada kebun sawit. Mereka adalah salah satu penghuni tetap hutan. Habitatnya meliputi kisaran geografis yang […]

Feromon untuk Pengendalian Kumbang Tanduk Advertisements 08Sep20121 Comment Hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) umumnya menyerang tanaman kelapa sawit muda. Serangan hama ini dapat menurunkan produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun pertama hingga 69%  dan menimbulkan kematian pada tanaman muda hingga 25%. Pengendalian kumbang tanduk secara konvensional dilakukan dengan cara pengutipan dan menggunakan insektisida kimiawi. Namun, […]

Pengendalian Hayati Ulat Api dengan Mikroorganisme Entomopatogenik Advertisements 08Sep2012No Comments Pengendalian ulat api (Setothosea asigna) dengan menggunakan insektisida kimiawi merupakan cara yang umum dilakukan di perkebunan kelapa sawit. Namun dalam praktek, penggunaan insektisida tersebut justru menimbulkan kerugian yang besar berupa pencemaran lingkungan akibat residu insektisida serta munculnya resistensi dan resurgensi hama. Semakin meningkatnya kesadaran […]