Masa Panen dan Penanganan Panen Kelapa Sawit




Advertisements

Masa Panen dan Penanganan Panen Kelapa Sawit

Produktivitas ; produktivitas tanaman kelapa sawit varietas Tenera (128 pokok/hektar) secara umum pada lahan klas S1, S2 dan S3 dalam siklus umur 3 – 25 tahun, untuk lahan klas S1 rata-rata produksi 24 ton/ha/tahun, jumlah tandan 11/pokok/tahun, rata-rata berat tandan 21 kg; lahan klas S2 rata-rata produksi 22 ton/ha/tahun, jumlah tandan 10/pokok/tahun, rata-rata berat tandan 20 kg; lahan klas S3 rata-rata produksi 20 ton/ha/tahun, jumlah tandan 10/pokok/tahun, rata-rata berat tandan 19 kg;

Pematangan Buah ; proses pematangan buah terjadi pembentukan komponen buah, setelah terjadi kejenuhan setiap unsur komponen, fase pematangan buah dimulai dan ditandai oleh hal-hal sebagai berikut ; perubahan karbohidrat menjadi gula ditandai dengan rasa manis pada inti sawit dan daging buah; perombakan hemiselulose menjadi sakarida sederhana ditandai dengan ikatan antar serat yang berkurang dan tekstur yang lunak; perubahan warna buah dari semula berwarna hitam kehijauan berubah menjadi hijau kekuningan kemudian berubah kembali menjadi oranye / jingga; Fisik buah berubah yang mula-mula hitam mengkilat berubah menjadi suram.

Setelah terjadi perombakan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol, buah mulai lepas dari tandannya, proses ini terjadi lebih cepat pada kondisi panas terik matahari dan yang diikuti hujan.

Kriteria matang panen

Tanaman belum menghasilkan dapat dialihkan menjadi areal tanaman menghasilkan bila memenuhi syarat 60 % atau lebih tanaman telah matang panen; berat janjang (tandan) 4 kilogram atau lebih.

Buah yang telah matang akan terlepas dari tandannya (membrondol, kondisi ini merupakan tanda kematangan buah, semakin banyak buah yang membrondol berarti buah senakin matang, untuk mempermudah pengolahan dan penyeragaman kualitas tandan, ditetapkan kriteria matang panen. 

Kandungan minyak dalam tandan maksimal

Tujuan utama budi daya kelapa sawit adalah produksi minyak dan inti sawit, ukuran yang digunakan adalah jumlah minyak dan inti sawit per hektar bukan berat tandan per hektar. Ukuran kematangan buah adalah kandungan minyak dalam tandan, dianjurkan buah yang dipanen adalah buah brondol, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan karena adanya kesulitan pengutipan brondolan sehingga persentase asam lemak bebas kemungkinan besar menjadi tinggi.

Kandungan asam lemak bebas rendah

Umumnya konsumen menghendaki minyak dan inti sawit dengan kandungan asam lemak bebas yang rendah, hal ini dapat diperoleh jika buah yang dipanen masih mentah, memotong buah mentah menimbulkan masalah di PKS yaitu rendahnya efisiensi ekstraksi minyak dan inti sawit.Biaya panen yang ekonomis ; merupakan salah satu komponen biaya produksi antara lain dipengaruhi oleh ; Umur Tanaman, tanaman muda lebih mudah dipanen daripada tanaman tua. Tanaman muda dipanen menggunakan “dodos”, sementara tanaman tua menggunakan “egrek”. 

Karena itu basis borong panen tanaman muda lebih besar dari pada tanaman tua, tanaman tua lebih banyak mengandung brondolan dari pada tanaman muda dan membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk mengutip brondolan yang biasanya berserakan di sekitar pohon; Topografi areal, pelaksanaan panen pada tanah miring lebih sulit dibandingkan dengan panen pada tanah datar, hal ini berpengaruh pada ongkos panen. Kesalahan penetapan criteria matang panen pada tanah miring dapat menyebabkan efisiensi pengutipan brondolan menjadi rendah; Kematangan Buah, buah mentah lebih mudah dipanen karena brondolan yang terdapat di piringan setelah tandan dipotong sangat kecil, sementara pada buah lewat matang jumlah brondolan di piringan lebih banyak sehingga membutuhkan tenaga tambahan; Kemampuan pemanen, untuk melakukan panen dipengaruhi oleh kondisi fisik pemanen, agar mencapai target para pemanen seringkali dibantu oleh istri dan anak-anaknya.

Berdasarkan uraian diatas, biaya panen menjadi rendah bila yang dipanen buah mentah karena pengumpulan brondolan lebih mudah dilakukan, namun memanen buah mentah tidak dapat “dilaksanakan” karena rendemen minyak lebih rendah. Karena itu kriteria matang panen ditetapkan 1 brondolan per kilogram tandan buah segar, itupun tergantung areal tanam dan umur tanaman.

Incoming search terms:







Proudly powered by WordPress. Design by WPlook

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Salah satu penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit serta berpotensi mengurangi produksi hingga 25% pada tanaman berusia 3–9 tahun adalah busuk tandan kelapa sawit, atau buah sawit busuk sebelum masak (Siregar, 2011) Penyebab buah sawit busuk sebelum masak dapat bervariasi dan melibatkan beberapa faktor. Berikut beberapa alasan umumnya: 1. Penyakit: Beberapa […]

Advertisements Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak sawit terbesar di dunia, sebagai salah satu negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam maka saat ini begitu banyak hutan-hutan di Indonesia yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, mulai dari perkebunan sawit tingkat masyarakat maupun perusahaan saat ini sedang gencar dalam melakukan […]

Gajah banyak di Sumatera

Landak

Rayap Advertisements 08Sep2012No Comments Rayap pekerja jenis ini biasanya merusak akar, batang dan pangkal pupus terutama pada tanaman muda di lahan gambut. Rayap pekerja berwarna putih, panjangnya 5 mm. Rayap tentara panjangnya 6-8 mm, memiliki kepala besar dan rahang yang kuat. Ratu dapat mencapai panjang 50 mm. Jenis ini […]