Advertisements

INDUSTRI OTOMOTIF RI BERSIAP KELUAR DARI KRISIS
Kamis, 12/02/2009 10:33 WIB
oleh : Berliana Elisabeth S.
JAKARTA (Bisnis.com): Industri otomotif Indonesia berupaya keluar dari krisis dengan salah satu caranya yakni mengembangkan sejenis segel kualitas yang berlaku nasional yang nantinya akan mengarah pada standardisasi industri seperti QSEAL.

Hal ini terungkap dalam sebuah diskusi panel para ahli yang mengamati masa depan industri otomotif Indonesia yang
bertajuk ‘Industri Suku Cadang Mobil Indonesia dan Krisis Ekonomi Global: Strategi dan Perspektif’ hari ini di Jakarta.

Para ahli yang merupakan peserta panel menyatakan saat ini yakni ketika perekonomian global berupaya mencapai keseimbangan, merupakan waktu yang tepat bagi industri otomotif dan suku cadang Indonesia untuk bersiap meraup keuntungan kompetitif bagi pertumbuhan di masa depan.

Walter North, direktur Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam siaran persnya yang diterima Bisnis hari ini mengatakan salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan mempromosikan standardisasi produk dan proses dalam sektor otomotif Indonesia dan mengembangkan sistem evaluasi dan sertifikasi.

Dia menambahkan menangkap peluang saat ini akan membantu perusahaan-perusahaan otomotif menjadi lebih kompetitif dan memperoleh akses kepada pasar internasional.

“Industri komponen otomotif hanya dapat bertahan dalam krisis ekonomi global dan menjadi lebih maju apabila industri ini bisa lebih kompetitif,” ujar North.

Diskusi panel yang disponsori proyek SENADA USAID bersama Society of Automotive Engineers (SAE) International dan sejumlah asosiasi otomotif dan sepeda motor Indonesia ini menitikberatkan pada bagaimana melewati krisis ekonomi saat ini dan mempersiapkan strategi agar industri ini dapat tumbuh kembali.

Dalam rilis Kedutaan Besar AS di Jakarta menyebutkan QSEAL adalah segel sertifikasi kualitas yang diakui secara nasional dalam pasar suku cadang di Indonesia untuk komponen otomotif non-orisinil yang memenuhi standar yang telah ditentukan industri otomotif. QSEAL diprakarsai oleh tiga asosiasi industri otomotif Indonesia, yakni Sentra Otomotif Indonesia (SOI), Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO), dan Asosiasi Bengkel Kendaraan Indonesia (ASBEKINDO).

Dalam dua minggu ke depan, SENADA dan SOI akan mensponsori serangkaian Pelatihan Pengembangan Profesional QSEAL yang dilaksanakan oleh SAE International. Ini adalah pertama kalinya sebuah pelatihan SAE yang diakui secara internasional diadakan di Indonesia. Empat pelatihan yang akan diberikan adalah Managing Integrated Product Development; Design Reviews for Effective Product Development; Quality Function Deployment; dan Failure Modes and Effects Analysis.

Ketua Umum IATO Hasiholan Sidabutar yang juga ketua Dewan Pengawasan Asosiasi Industri Otomotif Indonesia mengatakan pihaknya berharap program SAE ini akan mendukung dan menciptakan peluang bagi para pakar otomotif Indonesia dalam upaya untuk memaksimalkan daya saing dalam industri ini.

SAE International adalah sebuah komunitas global yang bergerak dalam pengembangan standar, penyelenggaraan berbagai acara, serta penyediaan informasi teknis dan keahlian dalam perancangan, pembangunan, pemeliharaan, dan pengoperasian kendaraan yang dapat bergerak sendiri untuk digunakan di daratan maupun di laut, udara maupun luar angkasa. Komunitas ini memiliki lebih dari 90.000 anggota, yang terdiri dari para insinyur, pebisnis, pendidik, dan mahasiswa dari lebih dari 97 negara, yang saling berbagi informasi dan ide demi kemajuan teknologi dalam sistem mobilitas.
Sumber: http://web.bisnis.com/sektor-riil/manufaktur/1id103005.html

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Advertisements INDUSTRI OTOMOTIF TURUN PRODUKSI 50 PERSEN,PHK TAK TERHINDAR Jakarta, (Analisa)Industri otomotif tanah air, baik kendaraan roda empat maupun roda dua akan menurunkan produksinya sebesar 30 hingga 50 persen sehingga pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor ini tidak terhindar.“Masalah penurunan order ini sangat tinggi. Estimasi industri otomotif akan menurunkan produksi 30 hingga 50 […]

Advertisements JAKARTA: Nilai ekspor karet dan barang dari karet selama 2008 naik sebesar 21,5% menjadi US$7,58 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$6,24 miliar. Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) menyebutkan volume ekspor selama 2007 sebesar 2,7 juta ton, sedangkan pada 2008 diperkirakan sebanyak 2,8 juta ton. Adapun volume ekspor karet selama tahun ini […]

Advertisements JAKARTA: Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menemukan peredaran ban ilegal tanpa merek, tetapi berstiker standar nasional Indonesia (SNI) di pasar yang diduga akibat pengawasan yang lemah. Ketua Umum APBI A. Aziz Pane mengungkapkan ban mobil tanpa merek tersebut berasal dari India dan China, sedangkan ban ilegal untuk sepeda motor masuk dari Vietnam […]

Advertisements Stok bokar di pabrik pengolahan menumpuk JAKARTA: Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Wilayah Sumatra Selatan meminta pemerintah [Dirjen Pajak] menghapus PPh Pasal 22 sebesar 0,5% terhadap karet produksi petani. “Sejak 2002 hingga sekarang para petani yang menjual karet hasil perkebunannya dikenakan pungutan 0,5%. Pemotongannya langsung dilakukan para petugas di pabrik pembeli karet […]

Advertisements ITRC Sepakat Mengurangi Ekspor Tahun 2009Mencermati perkembangan harga karet alam yang terus menurun, maka ketiga utama penghasil karet alam dunia Thailand, Indonesia dan Malaysia yang tergabung dalam International Tripattete Rubber Council (ITRC) telah mengadakan pertemuan yang ke empat belas, di Lido Lake Resort Bogor tanggal 12-13 Desember 2008.Hasil dari pertemuan tersebut sebagaimana […]