Pertumbuhan perekonomian Indonesia sepanjang dua dekade ini tidak lepas dari sokongan industri kelapa sawit di dalam negeri. Negara dalam hal ini pemerintah sangat menikmati nilai ekonomi kelapa sawit seperti penyerapan tenaga kerja, perdagangan ekspor dan penerimaan pajak. Tak tanggung-tanggung, setiap tahun, penerimaan ekspor dari produk kelapa sawit dapat mencapai Rp 200 triliun sebagaimana data yang dirilis Kementerian Pertanian. 

Manfaat lain dari sawit adalah kemampuannya mampu menciptakan efek multi ganda (multiplier effect) untuk mendorong pemerataan dan peningkatan laju perekonomian di daerah. Dari 34 provinsi di Indonesia, setidaknya 20 provinsi bergantung pendapatan daerahnya dari sektor industri sawit.

Dapat dibayangkan, tanpa sokongan industri sawit maka perekonomian negara ini akan memburuk bahkan kolaps. Sebenarnya, keberhasilan industri sawit untuk bisa tumbuh mulai terbangun semenjak periode 1998 sampai tahun 2008. Dalam periode tersebut, kelapa sawit menunjukkan “taringnya” sebagai kontributor utama perdagangan ekspor di luar minyak dan gas. Tetapi, selama lima tahun belakangan kita dapat merasakan tekanan dan hambatan terhadap industri sawit semakin hebat. Sumber tekanan ini tidak hanya berasal dari kampanye negatif dan regulasi di luar negeri, bahkan datang dari kebijakan dalam negeri.

Bukannya memperkuat, pemerintah terkesan membiarkan industri sawit untuk berjalan sendiri. Malahan yang terjadi adalah pengembangan kebun sawit dihalangi lewat berbagai macam regulasi seperti pembatasan lahan, moratorium lahan gambut, dan bea ekspor. Di satu sisi, pemerintah ingin meningkatkan pemasukan dari komoditi kelapa sawit lewat kebijakan pajak, tetapi di sisi lain industrinya ditekan secara pelan-pelan. Bahkan yang terjadi, industri sawit ini tidak mendapatkan advokasi maksimal di berbagai forum internasional seperti WTO dan APEC. Tidak heran, industri sawit di masa mendatang dikhawatirkan sebagai “sunset industry” sebagaimana yang terjadi di sektor kehutanan dan baja.

Di sektor baja, struktur timpang antara hulu dan hilir berakibat ketergantungan sumber bahan baku besi baja impor. Padahal, Indonesia mempunyai cadangan biji besi sebesar 1,7 miliar ton yang berpotensi sebagai sumber bahan baku baja. Toh, potensi ini tidak termanfaatkan dengan baik bahkan yang terjadi beberapa tahun lalu niat PT Krakatau Steel untuk memanfaatkan cadangan bijih besi kandas di lapangan. Solusi masalah ini adalah butuh political dan good will pemerintah untuk membereskan kendala di sektor hulu baja. Atau kalau boleh berprasangka buruk, minim niatan pemerintah untuk membangun sektor hulu baja. 

Kondisi serupa dialami sektor kehutanan yang terus terpuruk dari tahun ke tahun. Kejayaan sektor kehutanan pada dekade tahun 1980-an, nyaris tidak menyisakan jejak. Serupa dengan baja, industri pengolahan kayu hutan sulit memperoleh bahan baku hutan alam. Kendati, pelaku hilir memiliki alternatif kayu fast growing tetapi belum dapat menyamai kualitas kayu alam. Belum lagi, munculnya kampanye negatif dan hambatan perdagangan dari negara pembeli. Dengan kontribusi ekspor produk kehutanan sebesar US$ 16 miliar, imbal balik yang diberikan pemerintah tidaklah sebanding kepada pelaku industri kehutanan. Lalu, dimanakah keberpihakan pemerintah untuk memajukan sektor kehutanan?

Pemerintah harus menyadari bahwa industri yang bersifat strategis bagi hajat hidup masyarakat harus diutamakan pengembangannya. Ini artinya, kebijakan yang dihasilkan harus bersifat komprehensif dan terintegrasi supaya terciptanya daya saing di pasar global. Kebijakan fiskal yang bersifat disinsentif di sektor hulu sawit mesti dikaji ulang supaya struktur industri sawit tidak rusak. Kalaupun pemerintah ingin menjadikan kelapa sawit sebagai sektor pemasukan utama, idealnya hasil pemasukan tersebut dimanfaatkan kembali untuk membangun dan menyelesaikan masalah yang dihadapi industrinya. Contohnya saja, kebutuhan pelabuhan khusus CPO di sejumlah sentra industri kelapa sawit tidak kunjung dibangun, kendati ada wacana kebutuhan 5 pelabuhan baru diluar Belawan dan Dumai.

Kalau pemerintah tidak kunjung menuntaskan masalah tersebut, wajar jika muncul pesimisme dan kekhawatiran industri sawit akan turun kontribusinya di masa mendatang. Ada baiknya, kita tunggu pemerintahan kabinet berikut yang berpihak kepada pengembangan industri sawit yang berdaya saing dan berkelanjutan. Tabik (Qayuum Amri)

PENAWARAN kHUSUS bAGI ANDA YANG MENCARI BENIH SAWIT UNGGUL KAMI MENYEDIAKANNYA.

PPKSBENIH SAWIT PPKS : ISI 250 BIJI

UNTUK HARGA / KETERSEDIAAN BARANG SILAHKAN SMS KE 081278351356 / 087899161334 – BPK ROYAN – NO CALL

SOCFINDO

BENIH SAWIT SOCFINDO : ISI 250 BIJI

UNTUK HARGA / KETERSEDIAAN BARANG SILAHKAN SMS KE 081278351356 / 087899161334 – BPK ROYAN – NO CALL

BENIH LONSUM

UNTUK HARGA / KETERSEDIAAN BARANG SILAHKAN SMS KE 081278351356 / 087899161334 – BPK ROYAN – NO CALL

TUNGGU APA LAGI PESAN SEKARANG JUGA. PILIH BENIH YANG BERKUALITAS UNTUK MASA DEPAN INVESTASI ANDA.KARENA HARGA SAWIT DARI TAHUN MENGALAMI KENAIKAN

Cara Pemesanan : SMS ke 081278351356 / 087899161334, tuliskan : Pesan BENIH LONSUM, Jumlah yang dipesan, Nama Anda dan Alamat Kirim Lengkap (untuk menentukan ongkos kirim)

Contoh SMS :
Pesan BENIH LONSUM, 4 bungkus , Tono, Jl. Kalibaru Timur Rt 004/01 Pasar Nangka Kel. Utan Panjang Kec. Kemayoran, Jakarta 10620

Dan Kami akan membalas sms Anda untuk Data transfer dan konfirmasi Pengiriman bENIH sAWIT UNGGUL ke Anda. Proses persiapan dan pada saat pengiriman membutuhkan waktu 3 hari setelah pembayaran.

Untuk waktu malam hari, Anda tetap bisa sms order Anda dan pada pagi hari kami akan membalas sms Anda.

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri. Jenitri Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, […]

Metode Sloping Agriculture Land Technology (SALT) merupakan salah satu teknik untuk menata lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian. Selama ini pemanfaatan lahan miring dalam bentuk kebun dan sawah berundak diketahui memiliki resiko erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani enggan memanfaatkan lahan miring untuk tanaman pangan, mereka hanya memanfaatkannya untuk tanaman keras. […]

Ingin menanam sayuran di pekarangan? Sebaiknya Anda kenali terlebih dahulu berbagai jenis tanaman sayur dan bagian yang dapat dimanfaatkan berdasarkan tempat tumbuh optimalnya. Pada umumnya pemanfaatan jenis sayuran yang ditanam bertujuan untuk diambil bagian-bagiannya sebagai kebutuhan bahan makanan. Sayuran dapat dikelompokkan berdasarkan bagian tubuhnya yang seringkali dimanfaatkan. Pembagian jenis sayuran berdasarkan manfaatnya ini dibagi menjadi […]

Pendahuluan Di Indonesia, kacang hijau merupakan tanaman aneka kacang yang menduduki urutan ke tiga terpenting setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman yang tengah menjadi primadona petani lantaran menjadi komoditas ekspor dengan harga yang menggiurkan ini mempunyai banyak kelebihan seperti berumur genjah (55-65 hari), toleran kekeringan, cukup adaptif pada lahan kurang subur/lahan suboptimal serta harga jual […]

Keriting daun yang disebabkan oleh trips. Gejala keriting pada daun tanaman cabe sebagian besar disebabkan oleh hama trips. Gejala yang ditimbulkan oleh trips pada daun cabe adalah adanya daun keriting dengan bentukan lekukan menggulung ke atas. Biasanya serangan trips diikuti dengan gejala rontoknya bunga cabe. Pada permukaan daun bagian atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap […]

  Secara umum menanam sayuran ada yang bisa langsung ditanam langsung terutama untuk benih dengan ukuran yang besar, sedangkan benih yang ukurannya kecil perlu dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Diantara alasannya adalah biji yang besar tentunya susah terbawa gangguan alam seperti hujan dan angin demikian juga kecambah yang dihasilkan juga lebih kuat. Begitu pun sebaliknya biji […]

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah sayuranyang dikonsumsi buahnya sebagai bahan pangan. Buncis hampir mirip dengan koro, hanya saja buahnya gilig memanjang tidak gepeng. Sekilas lebih mirip dengan tanaman kacang panjang yang bantet dan pendek. Memang penampakan pohonnya pun hampir-hampir mirip dengan keduanya. Buncis sangat cocok dibudidayakan baik di dataran medium maupun tinggi. Secara umum buncis […]

  PENDAHULUAN Kacang Buncis berasal dari Amerika. Saat ini kacang buncis telah ditanam di seluruh wilayah Indonesia. Selain kacang buncis yang merupakan tipe merambat (mencapai tinggi 2-3 meter) dikenal pula jenis lain tipe tegak (tinggi 50-60 cm) dengan nama kacang jago atau kacang merah kedua tipe tanaman ini mempunyai nama ilmiah yang sama yaitu Phaseolus […]

Buncis adalah salah satu jenis tanaman merambat yang telah biasa dibudidayakan orang untuk dijual panennya ke pasar. Tanamantersebut menghasilkan kacang buncis yang banyak dicari dan dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran untuk membuat masakan-masakan tertentu. Buncis juga merupakan tanaman budidaya yang hasilnya diekspor ke beberaoa negara tetangga, seperti Singapura, Australia, dan Malaysia. Selain itu, negara-negara seperti Hongkong dan Inggris juga diketahui mengandalkan […]

MEDAN – Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Herawaty N, mengatakan laju pertumbuhan luas areal pengembangan tanaman perkebunan mengalami kenaikan sedikit 0,02% dari seluas 2.141.240,56 hektare pada tahun 2013 menjadi 2.141.668,81 hektare pada tahun 2014. Ia menjelaskan, sebagaimana dilansir DNA Berita, Rabu (31/12/2014), luas areal perkebunan di Sumut untuk perkebunan rakyat seluas 1.127.913,99 hektare, PTPN […]