MENGIMPOR bahan pangan seperti beras, bawang merah dan cabai merah merupakan alternatif paling terakhir. Sayangnya opsi ini hampir setiap tahun diambil dengan alasan untuk mengendalikan harga. Artinya begitu terdapat gejolak harga, sementara stok terbatas, maka langkah yang kemudian ditempuh membuka keran impor.
Seperti yang terjadi belakangan ini dalam menyikapi gejolak harga bawang merah. Di sejumlah daerah harga bawang merah sudah di atas rata – rata. Diprediksi harga akan terus bergerak naik mendekati bulan Puasa seiring dengan melonjaknya permintaan pasar.
Sebagai upaya menstabilkan harga, pemerintah pun siap – siap membuka kembali keran impor. Boleh jadi tak hanya bawang merah, kemungkinan cabai merah dan daging sapi serta bahan pangan lain yang memiliki stok terbatas akan diimpor jelang Puasa dan Lebaran, jika terjadi gejolak harga.
Kebijakan instan seperti ini dapat dicegah, jika kita terus memantapkan swasembada pangan. Hanya saja program swasembada sulit terwujud karena masih terganjal sejumlah persoalan dan tarik ulur kepentingan. Memang terasa aneh, Indonesia sebagai negara agraris, tapi sulit mencapai swasembada pangan. Padahal masih jutaan hektar lahan pertanian yang belum didayagunakan.
Lebih aneh lagi, gerakan peduli BUMN mencetak 100 ribu hektar sawah baru di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, belakangan diketahui bermasalah hingga kasusnya ditangani Bareskrim Mabes Polri. Padahal progran Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang diarahkan untuk mewujudkan swasembada pangan, merupakan langkah brilian.
Kita yakin masih banyak cara untuk mencapai swasembada pangan, sepanjang pemerintah berani mengambil kebijakan radikal : Stop impor bahan pangan.
Mencetak sawah baru untuk menghasilkan 1 juta ton bawang merah setahun sesuai konsumsi dalam negeri bukanlah hal sulit, asal ada kemauan politik pemerintah. (*)
Artikel Terkait Lainnya
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]
BEKASI – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]
SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]
JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]
JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]