Tabat Barito (Ficus deltoidea) merupakan salah satu jenis Ficus yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias dalam ruangan karena daunnya yang menarik. Sebagai pagar, sebagai tanaman penutup dinding “Cascading landscape”. Di Hawaii telah dibudidayakan untuk penghutanan kembali dan konservasi. Di Thailand dimanfaatkan sebagai tanaman hias pot. Getahnya sebagai racun ikan. Di Indonesia, Ficus deltoidea dimanfaatkan daunnya sebagai bahan baku jamu bagi kaum wanita. Jenis ini dikenal dengan nama daerah Tabat Barito.
Di samping sebagai tanaman hias, Ficus deltiodea termasuk species yang potensial penghasil hutan non kayu (gum, resin, minyak, tanin, obat-obatan, bahan pewarna) Tanaman ini juga penghasil karet alam yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan tergolong salah satu tanaman yang sudah langka dan perlu dilestarikan.
Khasiat dan kegunaan
Tabat Barito dipercayai berkhasiat untuk sistem reproduktif wanita. Air rebusan keseluruhan tanaman diminum oleh wanita selepas bersalin untuk menciutkan rahim dan mengembalikan rahim pada keadaan semula. Ia juga digunakan oleh wanita untuk merawat keputihan dan melancarkan haid. Tumbuhan herbal ini dipercayai dapat mengekalkan awet muda dan digunakan sebagai ramuan dalam menyediakan tonik untuk lelaki dan perempuan. Selain itu, tabat barito juga dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit-penyakit seperti paru-paru berair, kencing manis, darah tinggi, lemah jantung, diare, melancarkan peredaran darah dan menyembuhkan penyakit kulit.
Berdasarkan penelitian terbukti berkhasiat untuk :
Merangsang hormon wanita;
Mengobati keputihan;
Mengeluarkan toksin dalam badan;
Melancarkan peredaran darah;
Kencing manis;
Darah tinggi;
Membuang kolesterol dan lemak.
Hasil Kajian
Kajian yang pernah dibuat oleh Universiti Malaya (UM) serta Institut Penyelidikan dan Kemajuan Pertanian Malaysia (Mardi) tumbuhan ini mengandungi empat bahan aktif yang diperlukan tubuh manusia, yaitu :
Tannis yaitu untuk mengencangkan jaringan yang kendur, mengeringkan pengeluaran air yang berlebihan (diare) dan melindungi jaringan rusak seperti ekzema (alergi terhadap kulit) atau luka bakar;
Triterpenoids yaitu untuk membantu membuang serta mengeluarkan dahak dan membantu menyerap nutrient;
Phenols untuk membantu mengurangi serta menghilangkan bengkak dan bertindak sebagai antiseptik. Ekstrak tabat barito (Ficus deltoidea) mempunyai khasiat menghambat pertumbuhan sel tumor dan mempunyai kemampuan inhibisi terhadap enzim tirosin kianse yang lebih besar dari inhibitor enzim tersebut yaitu genistein.
Metode ekstraksi yang dilakukan mampu memberikan ekstrak yang berkhasiat untuk digunakan sebagai jamu, ekstrak terstandar dan bahan fitofarmaka sebagai pencegah dan atau membantu pengobatan tumor. Senyawa yang berkhasiat bersifat tahan panas dan terkandung pada tabat barito, terutama golongan triterpenoid dan flavonoid. Hasil uji kuantitatif dengan metode isolasi spesifik menunjukkan kadar senyawa triterpenoid (38.24%), flavonoid (16.00%), steroid (2.33%), dan alkaloid (1.12%). Rendemen ekstrak bervariasi tergantung teknik ekstraksi masing-masing untuk sokletasi, refluks dan maserasi adalah 1.25%, 4.06% dan 0.73%. Ciri senyawa yang tergolong flavonoid dan triterpenoid dicirikan oleh pereaksi spesifiknya dan spekstra UV dan IR berdasar serapan pada karbonil pada 1650-1900 cm-1 , serapan gugus hidroksil pada 3400-3500 cm-1 dan 2700-3200 cm-1 serta serapan lainnya. Dan untuk flavonoid berdasarkan adanya serapan gugus benzoilnya pada panjang gelombang 260-270 nm.
Sumber: IPB, 2003.Ekstrak Tabat Barito Berkhasiat Anti Tumor: Kegunaan sebagai Jamu, Ekstrak Terstandar dan Bahan Fitofarmaka. (Shalimar Andaya Nia)
Artikel Terkait Lainnya
I. PENDAHULUAN Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3). II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 – […]
Penyakit Tanaman Timun (Cucumis satifus) Penyakit PadaTanaman Mentimun. a. Busuk daun (Downy mildew) Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun padakelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut.Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat danbusuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam. b. Penyakit […]
Budidaya Tanaman Timun (Cucumis satifus) Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.); suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Mentimun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di […]
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jarak Indonesia dengan iklim tropis, lahan yang luas, serta keanekaragaman hayati wilayah daratan merupakan keunggulan komperatif bagi pengembangan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan. salah satu dari kelompok ttanaman non-pangan yang direkomendasikan adalah tanaman jarak pagar (Jarropha curcas). Sudah menjadi tekad pemerintah untuk mengembangkan minyak jarak pagar menjadi biodiesel, biokerosin, dan […]
Hal yang paling tidak disukai oleh para petani adalah ketika tanaman yang mereka terserang oleh hama penyakit, hama penyakit sering datang pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pada musim penghujan para petani tidak perlu repot melakukan penyiraman terhadap tanaman yang mereka tanam, namun resiko terkena hama penyakit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Mentimun […]