JAKARTA (Pos Kota) – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan penggunaan mesin controlled atmosphere storage (CAS). Mesin ini berfungsi sebagai mesin penyimpanan hasil pertanian seperti bawang dan cabai.
Dengan CAS, baik bawang dan cabai serta hasil pertanian lain memiliki masa ‘hidup’ yang lebih lama, sekitar 6 bulan. Saat ini PD Pasar Jaya baru meresmikan 1 unit dengan kapastisa 20 ton.
Nantinya PD Pasar Jaya akan memiliki 3 unit secara keseluruhan, sehingga dapat menyimpan 60 ton bahan pertanian. Pengoperasian satu mesin CAS sebagai tahap awal uji coba dalam waktu satu bulan untuk menghadapi lebaran mendatang.
“Nantinya mesin ini akan mengatasi masalah pasokan bawang dan cabai merah dan sekaligus menjaga stabilitas harga, sehingga selama bulan puasa hingga lebaran pasokan tetap stabil,” ujar Arief Nasrudin, Direktur Utama PD Pasar Jaya di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (6/6/2017).
Arief menjelaskan dengan mesin CAS, hasil panen dari petani dapat disimpan dan dikeluarkan lagi walaupun musim panen sudah berhenti sehingga pemerintah tidak perlu sulit mengontrol pasokan barang.
“Selain itu kita harapkan bisa menjaga pasokan stok sekitar 10 sampai 20 persen saja kita dapat menjaga harganya tetap stabil,” imbuh Arief.
Sementara itu, Djarot menyambut gembira pengoperasian mesin berharga Rp1,4 miliar itu. Djarot berharap, penggunaan CAS oleh Jakarta dapat memberikan contoh bagi daerah lain untuk menggunakannya.
“Harapan saya jakarta menjadi contoh spy ptovinsi laon memggunakan tekonologi ini. Kalau ini sudah teruji bagus teknologi CAS kenapa tidak dimanfaatkan di provinsi lain penghasil jagung, cabe, wortel, tomat,” tandas Djarot.
Djarot menerangkan, jika daerah, khususnya Jakarta, mampu menjaga ketersediaan bahan pangan, maka daerah tersebut mampu mengendalikan inflasi daerahnya dan inflasi nasional. Sehingga perekonomian semakin kuat.
“26 Persen inflasi disumbang di Jakarta. Kalau inflasi di Jakarta bisa kita kendalikan maka seluruh Indonesia bisa stabil. Tujuannya adalah melindungi bukan hanya ekonomi makro mikro, tapi juga produsen, pedagang, dan masyarakat,” tutup Djarot. (ikbal/yp)
Artikel Terkait Lainnya
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]
BEKASI – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]
SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]
JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]
JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]