TEKAD disertai doa, kerja keras, dan pantang menyerah merupakan modal mencapai kesuksesan. Hal itu pula yang dilakukan Brigadir Sandi Praja demi menggapai cita-citanya menjadi polisi. Lalu bagaimana perjuangannya mewujudkan impian jadi polisi hingga akhirnya terwujud?

Prinsip lelaki kelahiran Sukabumi, 29 tahun lalu ini kesuksesan merupakan hak semua orang: tidak menilik kaya, miskin, agama, ras, ataupun golongan. Terpenting, dia meneguhkan hatinya yakni cara bekerja keras disertai ketekunan dan doa. Menjadi polisi, sudah menjadi impiannya sedari kecil, tepatnya di bangku SD.

Meski dari keluarga pas-pasan, tak lantas menciutkan tekadnya menjadi polisi. Sejak usia tiga tahun dia sudah yatim, ayahnya merupakan pensiunan TNI. Sejak itu, Sandi beserta adik perempuannya mengikuti sang ibunda yang kembali menikah lagi dengan seorang petani. Pahit-manis menjadi anak petani menjadi santapannya ketika duduk di SDN Cidahu 2.

“Impian jadi polisi memang sejak kecil. Dulu tiap sepulang sekolah, saya selalu membantu orangtua untuk bertani dan berkebun. Memang capek, tapi kalau ingat lagi impian semua itu jadi lupa. Saya selalu bersemangat,” kenang Bintara Secaba tahun 2008 ini.

Pernah suatu waktu terpuruk, hampir dua bulan ketika dia sudah di bangku SMP saban hari keluarganya makan cuma nasi pakai garam. Hal dialaminya ketika orangtuanya gagal panen cabai, harga di pasaran anjlok.

“Memprihatinkan memang. Tapi saya jalani dengan ikhlas, mau apalagi memang kehidupan saat itu sulit. Tapi impian jadi polisi dan kasih sayang kelurga menguatkan saya,” ujar suami dari Meita Agustina yang baru dikaruniai satu anak ini..

Ketika SMA ia berjualan kantong keresek dan menjadi buruh pikul di beberapa pasar, seperti di Cicurug dan Bogor. Itu dilakukannya demi mendapatkan uang saku sekolah karena hampir tidak pernah diberi orangtuanya.

TANPA BIAYA

Selepas SMA tahun 20018, Sandi mendaftarkan diri ke Secaba Polri di Polwil Bogor Polda Jabar. “Alhamdulillah waktu itu saya lolos tanpa dipungut biaya sepeser pun. Tapi itu bukan kebetulan semata, semuanya sudah saya persiapkan sejak saya duduk di bangku SMP, terutama kemampuan fisik dan akademi,” beber penyuka jogging yang tinggal di Perum Bumi Cikembang Asri blok E-3 Nomor 1, RT 02/06, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Sukabumi ini.

Brigadir Sandi ditugaskan di beberapa jabatan hingga saat ini bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Karangtengah, Polsek Cibadak, Polres Sukabumi. Berbagai program dilaksanakannya dan inovasi ditelurkannya, seperti polisi peduli pendidikan dengan rutin melaksanakan bimbingan dan penyuluhan ke tiap sekolah di wilayahnya, membuat terobosan kreatif memberikan pin prestasi kepada siswa yang berprestasi di bidang masing masing terutama peringkat ranking 1, 2, dan 3.

Untuk polisi peduli keselamatan berlalu lintas, dia bersama warga memasang palang pintu di perlintasan kereta api. Membentuk forum kepemudaan desa sebagai wadah menjalin kemitraan antara polisi dengan pemuda dan membentuk paguyuban Hakekat (Himpunan Kemanusiaan Karangtengah). (sule)

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi  dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]

BEKASI  – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]

SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]

JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]

JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]