JAKARTA (Pos Kota) – Di tengah meroketnya harga cabai rawit yang mencapai Rp120 ribu/kg, maka cabe busuk pun masih laku dijual Rp50 ribu. Hal ini bisa dilihat di sejumlah pasar tradisional. Pembeli umumnya pedagang makanan dan ibu rumah tangga.

“Aneh ya, Pak, di zaman modern gini kok kehidupan kita makin mundur,” kata Saniyah, pembeli, sambil asyik memilah cabai rawit di Pasar Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (13/1/2017). “Hari gini kok makan cabai busuk. Padahal, kata ibu saya pada zaman penjajahan kompeni dulu, tidak ada orang beli cabai yang sudah gosong dan kering begini.”

Ia terpaksa membeli cabe yang tidak layak konsumsi itu karena sangat membutuhkan untuk bumbu makanan. “Saya kan nyambil jualan makanan di depan rumah. Banyak pelanggan yang nggak jadi makan kalau nggak ada sambal, makanya saya terpaksa beli cabai yang warnanya menghitam karena harganya jauh lebih murah. Yang penting ada rasa pedasnya, nambah nafsu makan,” kata pedagang pecel lele ini.

Di sejumlah pasar tradisional terlihat penjualan cabai busuk. Biasanya ditaruh di atas tampah di depan lapak agar pembeli bisa memilah sendiri. Cabai busuk maupun setengah busuk dicampur baur jadi satu, biar pembeli memilih sendiri. Harganya Rp50 ribu/kg.

Sedang cabai rawit yang kualitasnya bagus ditaruh di samping pedagang. “Yang ini harganya Rp120 ribu, masih segar dan warna-warni,” ujar Fadhyah, pedagang sayur, sambil menunjuk kumpulan cabai rawit warna hijau, kuning, dan merah.

Menurutnya sejak beberapa hari ini, banyak pedagang menjual cabai busuk. “Waktu harga masih normal, cabai ginian biasanya dibuang di tempat sampah. Tapi ternyata sekarang bisa dijual sekilo Rp 50 ribu. Kebanyakan pembelinya kalangan pedagang makanan yang sekali beli langsung dua sampai lima kilo. Ada pula beberapa ibu rumah tangga, tapi belinya sedikit cuma Rp5 ribu.

Fenomena cabai busuk ini hendaknya menjadi pertimbangan bagi pelanggan warung makan. Kalau cabe busuk tadi dimasak labih dulu untuk bahan sambel, mungkin relatif aman bagi kesehatan. Tapi kalau diolah jadi sambal mentah, mungkin cabai busuk tadi sudah tidak layak konsumsi dan bisa mengganggu kesehatan, seperti perut mulas dan lainnya. (joko/yp)

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi  dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]

BEKASI  – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]

SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]

JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]

JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]