Perkebunan Kelapa SawitMakassar – Pakar kelapa sawit yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar Profesor Laode Asrul mengatakan kelapa sawit memiliki keunggulan ekonomis dibandingkan dengan komoditas lain.

“Pendapatan petani dari kelapa sawit rata-rata mencapai empat juta per bulan per hektare, ini merupakan keunggulan ekonomis komoditas ini dibandingkan komoditas lain,” kata Laode di Makassar, Sabtu (30/5).

Keunggulan semacam inilah, kata dia, yang menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

Meski demikian, Laode mengingatkan agar pengembangan perkebunan kelapa sawit tidak dilakukan pada wilayah-wilayah produksi tanaman pertanian lain, khususnya tanaman pangan.

“Ini harus tetap kita jaga, agar terjadi perimbangan luas lahan dengan tanaman pertanian lain, atau pengembangan kelapa sawit hanya dilakukan di wilayah-wilayah yang benar-benar potensial untuk komoditas ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemerintah perlu turun tangan untuk memediasi petani dengan pihak perusahaan kelapa sawit untuk memastikan petani benar-benar dapat sejahtera dari usaha tani mereka.

“Pihak pengusaha dan petani harus punya perjanjian yang jelas sejak awal, manfaat apa yang akan diterima petani, berapa lama waktunya, tanggung jawab sosial seperti apa yang harus dipenuhi pengusaha, dan pemerintah harus mengawasi itu, jangan dibiarkan petaninya begitu saja,” kata dia.

Pemerintah, menurut Laode, harus menjalin komunikasi dengan pengusaha dan petani, mengawasi dan mengawal proses kemitraan antara pengusaha dan petani, karena tanpa dukungan dan mediasi pemerintah, maka pihak petani sangat rawan dirugikan.

“Jangan sampai hanya pengusaha yang diuntungkan, petani dan masyarakat di lokasi tersebut juga harus diuntungkan,” katanya.

 

Sumber berita: Beritasatu.com

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Dewan Karet Indonesia optimistis dapat meningkatkan serapan karet alam domestik hingga 1 juta ton per tahun dari total produksi karet alam Indonesia sekitar 3,1 juta ton per tahun.  Hal ini asalkan pemerintah serius mengimplementasikan instruksi presiden (inpres) tentang peningkatan serapan domestik untuk karet alam pascapenerbitannya, yakni mewajibkan setiap proyek infrastruktur yang dikerjakan pemerintah […]

Uni Eropa mengapresiasi terhadap kebijakan Indonesia dalam menerapkan sistem Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada industri kelapa sawit. Sehingga produk kelapa sawit aman bagi kesehatan dan juga ramah lingkungan. Kepala Sekretariat ISPO Herdrajat Natawidjaya mengatakan, apresiasi Uni Eropa kepada Indonesia tercermin dalam menerima delegasi Indonesia pada sosialisasi ISPO di negara Eropa, seperti Belanda, Belgia, […]

Keputusan pemerintah menjalankan dan mengelola dana minyak sawit akan membawa dampak bagi perkembangan industri minyak sawit di masa depan. Terutama ketika industri minyak sawit menghadapi situasi sulit seperti sekarang. Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI menyatakan hal ini ketika membuka Indonesian Palm Oil Conference yang ke 11. Indikator berada dalam situasi sulit ditunjukkan dengan harga […]

Jusuf Kalla saat membuka IPOC di BaliAda 4 hal yang harus dilakukan oleh industri kelapa sawit Indonesia yaitu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, devisa yang dihasilkan semuanya disimpan di dalam negeri, memperhatikan lingkungan dan meningkatkan nilai tambah dengan membangun industri hilir. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyatakan hal ini ketika membuka Indonesian Palm Oil […]

Malaysia dan Indonesia masing-masing akan menanamkan US$5 juta untuk operasi-operasi awal badan minyak kelapa sawit gabungan yang baru, yang tugas-tugasnya termasuk menstabilkan harga dan mengelola tingkat pasokan, menurut pihak berwenang di kedua negara Sabtu (21/11). Sekretariat dewan akan berlokasi di Jakarta dan keanggotaan akan diperluas ke seluruh negara-negara penanam kelapa sawit, termasuk Brazil, Kolombia, Thailand, […]