Advertisements
13
May
2014
No Comments
May 13, 2014
Hama ulat berjenis Pimelephia Ghesquierei dan Ulat Api diketahui mulai menyerang perkebunan sawit di Bengkulu Tengah. Hal ini dikemukakan oleh para petani kelapa sawit di beberapa daerah di wilayah ini.
Kabul (60), petani setempat menyebutkan ulat itu mulai berdatangan, lantaran curah hujan yang makin meningkat akhir ini. Serangan hama ini menyebabkan adanya lubang atau ruangan pada daun muda bekas gerakan dari ulat hama ini.
Selain itu, jika ada angin yang bertiup kencang, maka daun-daun dari pohon yang terkena seranganan hama ini akan banyak yang patah.”Terlihat dari banyaknya lubang bekas serangan hama ini, ditambah lagi banyak dedaunan yang patah bila tertiup angin kencang,”ujar Kabul.
Menanggapi hal ini, Kepala BP4K, Yulia Farida justru mengungkapkan bahwa terkait hama, kabupaten ini benar-benar kekurangan tenaga penyuluh, sehingga berimbas kepada petani.
Dalam kondisi ini, seharusnya paling tidak didalam satu desa memiliki satu penyuluh. Namun dari 143 desa yang ada di wilayah ini, tidak sampai separuhnya jumlah penyuluh pertanian.
“Secara rinci, kita hanya memiliki 61 penyuluh, berarti kalaupun satu orang bisa menjangkau hingga dua desa sekaligus, jumlah itu juga masih kurang,”jelas Yulia.
Untuk penyuluh khusus pengendalian hama, bahkan hanya ada 10 orang saja di wilayah ini. Dengan kenyataan seperti ini, pihak BP4K setempat terpaksa memberi wilayah kerja satu kecamatan pada sepuluh orang ini, mengingat jumlah kecamatan di Bengkulu Tengah berjumlah 10.
Namun, dampaknya adalah ketika serangan hama mulai menyerang, justru penyuluh maupun pengendalian hama menjadi sulit menjangkau setiap petani.
“Tenaga kita sangat minim, sehingga ketika serangan hama seperti ini mulai datang, kita justru kesulitan,”pungkasnya.
Sementara itu, pihak BP4K memberikan cara penanganan, dibedakan menurut usia sawit tersebut. Bila dibawah 3 tahun, maka akan dilakukan pengambilan ulat secara manual atau dengan tangan (handpicking), dengan catatan jumlah larvamasih dibawah 10 ekor disetiap pelepah.
Namun bila diatas 10 perpelepah, maka sebaiknya dilakukan penyemprotan insektisida dengan knapsack sprayer. Tetapi bila tanaman sudah berusahan diatas 3 tahun hingga 7 tahun, maka penyemprotan insektisida dengan mist blower. Dilanjutkan dengan menginfus akar dengan insektisida.(vai)
Sumber : http://kupasbengkulu.com/hama-ulat-api-serang-tanaman-kelapa-sawit-di-bengkulu-tengah/
Berita/Artikel Menarik Lain Yg Wajib Dibaca :
Artikel Terkait Lainnya
JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]
Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]
KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]
Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]
HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]