JAKARTA, SAWITINDONESIA – Tahun 2014, kinerja PT Sampoerna Agro sangat mengagumkan lewat pertumbuhan pendapatan sebesar 27% menjadi menjadi Rp3,24 trilyun dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah Rp 2,56 trilyun.

Dalam keterbukaan informasi disebutkan bahwa faktor pendukung kenaikan nilai penjualan dari pertumbuhan volume dan harga jual. Kontribusi penjualan secara gabungan dari minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) tercatat sebesar Rp3,10 trilyun, atau 95% dari total penjualan, dan 28% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Harga jual rata-rata CPO tercatat sebesar Rp8.351 per kg di 2014, atau 16% lebih tinggi dibanding rata-rata 2013, sementara PK berhasil diperdagangkan pada kisaran harga Rp4.905 per kg, atau 38% lebih tinggi. Volume penjualan juga meningkat di 2014 dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 10% lebih tinggi untuk CPO, dan 1% untuk PK.

Peningkatan volume tersebut lantaran Produksi CPO juga berhasil melonjak 19% atau sebesar 321.416 ton di 2014, dari 271.206 ton di 2013. Selain itu, porsi kontribusi produksi dari kebun inti yang memiliki profitabilitas lebih tinggi, terus meningkat dari sebesar 36% di 2007 menjadi 52% di 2014.

Meningkatnya jumlah penjualan tidak terlepas dari kenaikan hasil panen Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun sawit yang mencapai 1,52 juta ton, atau 12% lebih tinggi dari 1,36 juta ton yang tercatat di 2013.

Kenaikan penjualan tercermin pada laba Perseroan, seiring dengan semakin meningkatnya produktivitas yang melebihi peningkatan biaya produksi, mampu mendorong laba bersih lebih tinggi, hingga mencapai Rp350,1 milyar, atau melesat sebesar 191% dibandingkan tahun lalu.

Kinerja di tahun 2014 diwarnai oleh peningkatan produktivitas. Contohnya, salah satu tolak ukur produktivitas tanaman, dalam bentuk tingkat ekstraksi minyak, berhasil menanjak dari 20,7% di 2013 menjadi 21,7% di 2014. Peningkatan tersebut merupakan hasil dari serangkaian inisiatif lapangan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir serta profil umur tanaman di kebun inti.

Perkebunan inti Perseroan berada dalam fase yang baik, dengan rata-rata umur tanaman 9 tahun, artinya produktivitas masih akan terus meningkat hingga mencapai puncak umur tanaman 15 tahun. Dengan demikian, penguatan fundamental yang berlangsung di Sampoerna Agro akan menjadi penentu kinerja Perseroan di tahun-tahun berikutnya.

Menutup tahun 2014, Sampoerna Agro berhasil menambah 12.600 hektar lahan tertanam untuk ketiga tanaman dalam portofolio Perseroan, atau bertumbuh sekitar 9% dibanding tahun sebelumnya.

Total luas lahan tertanam perusahaan sampai 31 Desember 2014 mencapai 127.787 hektare. Terdiri dari lahan tanaman menghasilkan (mature) seluas 101.586 hektare dan lahan tanaman belum menghasilkan 26.201 hektare.

JAKARTA, SAWITINDONESIA – Tahun 2014, kinerja PT Sampoerna Agro sangat mengagumkan lewat pertumbuhan pendapatan sebesar 27% menjadi menjadi Rp3,24 trilyun dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah Rp 2,56 trilyun.

Dalam keterbukaan informasi disebutkan bahwa faktor pendukung kenaikan nilai penjualan dari pertumbuhan volume dan harga jual. Kontribusi penjualan secara gabungan dari minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) tercatat sebesar Rp3,10 trilyun, atau 95% dari total penjualan, dan 28% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Harga jual rata-rata CPO tercatat sebesar Rp8.351 per kg di 2014, atau 16% lebih tinggi dibanding rata-rata 2013, sementara PK berhasil diperdagangkan pada kisaran harga Rp4.905 per kg, atau 38% lebih tinggi. Volume penjualan juga meningkat di 2014 dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 10% lebih tinggi untuk CPO, dan 1% untuk PK.

Peningkatan volume tersebut lantaran Produksi CPO juga berhasil melonjak 19% atau sebesar 321.416 ton di 2014, dari 271.206 ton di 2013. Selain itu, porsi kontribusi produksi dari kebun inti yang memiliki profitabilitas lebih tinggi, terus meningkat dari sebesar 36% di 2007 menjadi 52% di 2014.

Meningkatnya jumlah penjualan tidak terlepas dari kenaikan hasil panen Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun sawit yang mencapai 1,52 juta ton, atau 12% lebih tinggi dari 1,36 juta ton yang tercatat di 2013.

Kenaikan penjualan tercermin pada laba Perseroan, seiring dengan semakin meningkatnya produktivitas yang melebihi peningkatan biaya produksi, mampu mendorong laba bersih lebih tinggi, hingga mencapai Rp350,1 milyar, atau melesat sebesar 191% dibandingkan tahun lalu.

Kinerja di tahun 2014 diwarnai oleh peningkatan produktivitas. Contohnya, salah satu tolak ukur produktivitas tanaman, dalam bentuk tingkat ekstraksi minyak, berhasil menanjak dari 20,7% di 2013 menjadi 21,7% di 2014. Peningkatan tersebut merupakan hasil dari serangkaian inisiatif lapangan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir serta profil umur tanaman di kebun inti.

Perkebunan inti Perseroan berada dalam fase yang baik, dengan rata-rata umur tanaman 9 tahun, artinya produktivitas masih akan terus meningkat hingga mencapai puncak umur tanaman 15 tahun. Dengan demikian, penguatan fundamental yang berlangsung di Sampoerna Agro akan menjadi penentu kinerja Perseroan di tahun-tahun berikutnya.

Menutup tahun 2014, Sampoerna Agro berhasil menambah 12.600 hektar lahan tertanam untuk ketiga tanaman dalam portofolio Perseroan, atau bertumbuh sekitar 9% dibanding tahun sebelumnya.

Total luas lahan tertanam perusahaan sampai 31 Desember 2014 mencapai 127.787 hektare. Terdiri dari lahan tanaman menghasilkan (mature) seluas 101.586 hektare dan lahan tanaman belum menghasilkan 26.201 hektare.

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]

Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]

KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]

Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]

HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]