Advertisements

Breeder adalah ujung tombak kemajuan industri sawit di dalam negeri. Sebagai pemulia tanaman, peranannya penting menghasilkan benih berkualitas dan sesuai kebutuhan pengguna.  Bredeer profesional dan handal ibarat dirigen yang mampu mengelola timnya demi varietas terbaik.

Menciptakan sumber daya tenaga pemulia tanaman (breeder) sawit bukanlah perkara gampang. Sesuai dengan karakteristiknya, kelapa sawit adalah tanaman tahunan yang butuh waktu panjang untuk dapatkan hasil terbaik. Seorang calon pemulia tanaman yang ingin naik level profesional harus konsisten dan berkomitmen mengikuti program pemuliaan tanaman yang sedang berjalan.

“Breeding program untuk tanaman tahunan seperti kelapa sawit memerlukan program jangka panjang secara sistematis dan konsisten.  Beda dengan breeding program tanaman semusim yang sifatnya jangka pendek,” kata Tony Liwang, Sekjen Forum Kerjasama Produsen Benih Kelapa Sawit.

Dwi Asmono, Direktur R&D PT Sampoerna Agro  Tbk, menceritakan sepuluh tahun lalu jarang ditemui breeder lokal di produsen benih. Sebagian besar konsentrasi breeder lokal di lembaga penelitian pemerintahan. “Breeder yang levelnya senior di perusahaan swasta benih  dominan dari tenaga ekspatriat,” kenang Dwi.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal  Perkebunan RI, sekitar tahun 2004-2005 jumlah produsen benih sawit sebanyak 7 perusahaan. Terdiri dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit, PT Socfindo, PT London Sumatra,  PT Dami Mas, PT Bina Sawit Makmur, PT Tunggal Yunus Estate (Topaz), dan PT Tania Selatan.

Kala itu, beberapa perusahaan mengandalkan breeder dari luar negeri untuk menghasilkan varietas benih, sebut saja di Socfindo ada Jacquemard, Lonsum digawangi Stephen Nelson,  Asian Agri ada  Ang Boon Beng, dan PT Bina Sawit Makmur (red-dulu Selapan Jaya) dibawah Dr.Brur. Sementara itu, program breeding PPKS dipimpin Razak Purba.

Dwi Asmono mengatakan ketika pertama kali masuk di Bina Sawit Makmur program breeding Dr.Brur dibantu tiga staff antara lain Jati Cahyono, Yulia bagian statistika, dan Zulhermana Sembiring dalam divisi seed production. “Sedangkan, saya pertama kali masuk di bagian administrasi manajemen.  Dan saya punya impian untuk membangun sistem pemuliaan tanaman yang komprehensif,” ujarnya.

(Lebih lengkap baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi Maret 2015)

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]

Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]

KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]

Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]

HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]