Advertisements

6 Plus Satu Kompetensi Wajib Breeder

Seorang breeder sawit ibarat dirigen yang pintar memadukan dan mengharmoniskan suara dari alat musik untuk menghasilkan simponi lagu yang indah.  Itu sebabnya, pemuliaan benih (breeding) sawit adalah  perpaduan dari ilmu pengetahuan ( science) dan seni (art) demi menghasilkan varietas benih terbaik.

Seorang breeder, dalam kacamata Dwi Asmono, diwajibkan mempunyai enam kompetensi. “Yaitu wajib tahu genetika, wajib tahu sitogenetika, wajib tahu statistika dan perancangan percobaan, wajib mengetahui prinsip pemuliaan tanaman penyerbukan sendiri, wajib tahu tanaman serbuk silang dan wajib memahami integrasi aspek molekuler ke breeding,” tegas Dwi.

6 kemampuan tadi ditambah dengan kemampuan managerial. Menurutnya, kendati breeder menguasai enam kompetensi tadi apabila tanpa keterampilan managerial maka varietas tidak akan jadi. Untuk tahu lebih lanjut, berikut ini petikan wawancara kami dengan pria kelahiran Bojonegoro:

Dalam pandangan Bapak, seperti apa regenerasi breeder sawit dalam rentang waktu 10 tahun belakangan?

Rentang waktu 10 tahun belakangan itu periode saya pindah dari litbang pertanian ke swasta. Ketika itu,  konsentrasi breeder lokal fokus kepada litbang pemeirntah. Sementara di swasta didominasi breeder senior dari luar negeri atau ekspatriat. Misalkan di Socfindo ada Jacquemard, Lonsum ada Stephen Nelson, Asian Agri juga demikian memiliki Ang Boon Beng.

Sedangkan, pemulian benih sawit yunior belum terbangun. Tetapi dalam  lima tahun terakhir sudah membaik. Yang saya lihat, setiap pusat penelitian swasta punya 2-5 breeder dengan stratifikasi dan rentang usia cukup bagus. Artinya, bicara SDM dan kesiapan untuk menggantikan relatif baik daripada 10 tahun lalu.

Kalau di Bina Sawit Makmur bagaimana cara membangun tim breeding?

Dalam konteks BSM (red-Bina Sawit Makmur),  ketika bergabung 10 tahun lalu kita belum punya program breeding yang kuat. Kala itu, Dr. Breure sebagai lead breeder yang dibantu tiga staf antara lain Pak Jati Cahyono, Bu Yulia bagian statistika, dan seed production ada pak Zulhermana. Saya waktu itu membantu manajemen dan administrasinya untuk belajar kembangkan sistem pemuliaan tidak saja breeding tetapi seed business.  Pertama kali masuk, target saya dapat membangun sistem pemuliaan yang komprehensif.

Dan setelah 10 tahun, tim breeding sawit PT Bina Sawit Makmur sangat kuat. Terdapat empat divisi yaitu germplasm, classical breeding, molekuler,dan tissue culture. Total SDM breeding and seed production kami mencapai 23 orang termasuk saya. Dibawah saya, terdapat Pak Zulhermana, Pak Fahmi Wendra yang dapat mem-back up.

 Seberapa kuat Bina Sawit Makmur sebagai produsen benih sawit?

Kami tumbuh secara organik jadi begini BSM punya kekuatan genetic resources bagus antara lain memiliki  225 famili dura, pisifera 50 famili. Dr.Breure berperan membangun landasan breeding kuat. Di sisi lain, kami akan memperkaya basis material. Jadi begini, inisiasi molecular breeding dari 8 tahun lalu berikutnya  advanced genome project  juga  8 tahun lalu. Selanjutnya dari empat tahun lalu, sudah aplikasi molecular breeding. Dengan skala breeding makin luas dan intens, kami melihat perlunya unit khusus untuk mengelola plasma nutfah.

Apa kriteria seorang breeder sawit?

Kriteria breeder bisa dilihat dari perspektif yaitu breeding sebagai science dan breeding sebagai art yang kami kombinasikan. Dan saya percaya tidak mungkin untuk menjadi bagus hanya berasal dari satu sumber daya dan satu disiplin saja. Makanya harus ada integrasi tim yang kuat. Kemudian anggota tim punya basis kuat di practical breeding untuk mempercepat kemajuan genetik dengan klon. Jika punya basis seluler tissue culture dan breeding ini harus ada improvement scientific, makanya butuh orang statistik.

Pendekatan yang dimiliki breeder tidak bisa klasik lagi tapi punya pemahaman DNA, maka butuh orang basis molekular baik dan integrasikan pemahaman laboratorium secara kuantitatif. Breeding tidak bisa berdiri sendiri karena ketika bicara breeding memerlukan efisiensi nutrisi butuh orang paham nutrisi tanaman.

(Lebih lengkap baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi Maret 2015)

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]

Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]

KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]

Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]

HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]