Ilustrasi, ISTBisnis.com, JAKARTA– Petani kelapa sawit menilai kebijakan pemerintah terkait pungutan ekspor crude palm oil sebesar US$50 per metrik ton kepada produsen kelapa sawit akan menekan harga tandan buah segar di tingkat petani hingga 22% dari harga saat ini.

Di tingkat petani, harga TBS saat ini mencapai Rp 1.100 per kg. Dengan pungutan itu, Asmar memperkirakan harga yang TBS yang diterima petani turun 22% atau menjadi Rp900 per kg.

Akhir pekan lalu, pemerintah menghapuskan batas bawah bea keluar (BK) yang selama ini dipatok US$750 per metrik ton. Sebagai gantinya, eksportir CPO dikenakan pungutan sebesar US$50 per metrik ton sedangkan olein US$ 30 per metrik ton apabila harga berada dibawah itu.

Sementara itu, skema pengenaan pungutan di atas US$750 masih dirumuskan pemerintah dan akan tercantum dalam revisi peraturan terbaru.

Nantinya, pungutan tersebut tidak akan masuk ke dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara sebagai BK, melainkan akan dikembalikan ke produsen dalam bentuk subsidi bahan bakar nabati, peremajaan kebun rakyat, pendidikan petani serta penelitian dan pengembangan.

Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad mengatakan petani kelapa sawit mendukung pungutan dana yang salah satunya akan dialokasikan untuk perbaikan kebun rakyat dalam rangka peningkatan produktivitas itu.

Meski demikian, dia beranggapan pungutan yang dipatok pemerintah terlalu tinggi karena mekanisme harga yang ditawarkan produsen kelapa sawit akan membuat harga TBS melemah hingga Rp200 per kg.

Sehingga, dia berharap pemerintah mengkaji kembali kebijakan itu dengan batas pungutan harga yang tidak akan terlalu memberatkan petani.

“Setelah kami hitung, kami usul dikenakan US$30 per ton. Mungkin tidak akan terlalu berdampak signifikan untuk TBS, hanya Rp50-Rp100 saja,” katanya seperti dikutip Bisnis, (25/5/2015).

Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung mengatakan kebijakan tersebut sebaiknya ditinjau ulang. Pasalnya, penghimpunan dana dengan skema itu akan langsung berdampak pada petani kelapa sawit.

Berbeda misalnya apabila pemerintah menetapkan skema itu berdasarkan keuntungan perusahaan seperti yang diterapkan Malaysia sehingga petani sawit tidak perlu menanggung kerugian.

“Persoalannya adalah bagaimana caranya yang dipungut itu adalah keuntungan bukan sebagai biaya. Kalau begitu jadi semacam tambahan BK yang jadi beban petani,” katanya.

Selain itu, dia menyayangkan sikap pemerintah yang menetapkan kebijakan itu tanpa duduk bersama seluruh stakeholder kelapa sawit.

 

Sumber berita: bisnis.com

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

JAKARTA – Dewan Karet Indonesia optimistis dapat meningkatkan serapan karet alam domestik hingga 1 juta ton per tahun dari total produksi karet alam Indonesia sekitar 3,1 juta ton per tahun.  Hal ini asalkan pemerintah serius mengimplementasikan instruksi presiden (inpres) tentang peningkatan serapan domestik untuk karet alam pascapenerbitannya, yakni mewajibkan setiap proyek infrastruktur yang dikerjakan pemerintah […]

Uni Eropa mengapresiasi terhadap kebijakan Indonesia dalam menerapkan sistem Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada industri kelapa sawit. Sehingga produk kelapa sawit aman bagi kesehatan dan juga ramah lingkungan. Kepala Sekretariat ISPO Herdrajat Natawidjaya mengatakan, apresiasi Uni Eropa kepada Indonesia tercermin dalam menerima delegasi Indonesia pada sosialisasi ISPO di negara Eropa, seperti Belanda, Belgia, […]

Keputusan pemerintah menjalankan dan mengelola dana minyak sawit akan membawa dampak bagi perkembangan industri minyak sawit di masa depan. Terutama ketika industri minyak sawit menghadapi situasi sulit seperti sekarang. Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI menyatakan hal ini ketika membuka Indonesian Palm Oil Conference yang ke 11. Indikator berada dalam situasi sulit ditunjukkan dengan harga […]

Jusuf Kalla saat membuka IPOC di BaliAda 4 hal yang harus dilakukan oleh industri kelapa sawit Indonesia yaitu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, devisa yang dihasilkan semuanya disimpan di dalam negeri, memperhatikan lingkungan dan meningkatkan nilai tambah dengan membangun industri hilir. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyatakan hal ini ketika membuka Indonesian Palm Oil […]

Malaysia dan Indonesia masing-masing akan menanamkan US$5 juta untuk operasi-operasi awal badan minyak kelapa sawit gabungan yang baru, yang tugas-tugasnya termasuk menstabilkan harga dan mengelola tingkat pasokan, menurut pihak berwenang di kedua negara Sabtu (21/11). Sekretariat dewan akan berlokasi di Jakarta dan keanggotaan akan diperluas ke seluruh negara-negara penanam kelapa sawit, termasuk Brazil, Kolombia, Thailand, […]