Advertisements
08
Sep
2012
No Comments
Pengendalian ulat api (Setothosea asigna) dengan menggunakan insektisida kimiawi merupakan cara yang umum dilakukan di perkebunan kelapa sawit. Namun dalam praktek, penggunaan insektisida tersebut justru menimbulkan kerugian yang besar berupa pencemaran lingkungan akibat residu insektisida serta munculnya resistensi dan resurgensi hama. Semakin meningkatnya kesadaran akan pelestarian lingkungan, termasuk perlindungan terhadap musuh alami hama di dalam ekosistem kelapa sawit, telah mendorong para pengusaha perkebunan untuk menerapkan pengendalian hayati.
Secara teknis, pengendalian hayati lebih unggul dibandingkan pengendalian secara kimiawi, karena selain efektif dan efisien juga ramah lingkungan. Pengendalian hayati ulat api pada kelapa sawit dapat menggunakan mikroorganisme entomopatogenik, yaitu virus β Nudaurelia, multiple nucleopolyhedrovirus (MNPV), dan jamur Cordyceps aff. militaris. Virus β Nudaurelia dan MNPV efektif untuk mengendalikan hama pada stadium ulat, sedangkan jamur Cordyceps aff. militaris efektif untuk kepompong.
Mikroorganisme entomopatogenik dapat mengurangi atau bahkan menggantikan insektisida kimia sintetis golongan piretroid, seperti Decis 2,5 DC dan Matador 25 EC
dalam pengendalian ulat api di perkebunan kelapa sawit. Biaya pengendalian hayati juga lebih murah, yaitu hanya 7% dari biaya pengendalian secara kimiawi. Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, penggunaan insektisida alami menjadi pilihan bagi para pengusaha kelapa sawit. Insektisida hayati mikroorganisme entomopatogenik kini telah banyak digunakan dalam mengendalikan ulat api, baik di perkebunan negara, swasta maupun rakyat.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id
Proudly powered by WordPress. Design by WPlook
Artikel Terkait Lainnya
Salah satu penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit serta berpotensi mengurangi produksi hingga 25% pada tanaman berusia 3–9 tahun adalah busuk tandan kelapa sawit, atau buah sawit busuk sebelum masak (Siregar, 2011) Penyebab buah sawit busuk sebelum masak dapat bervariasi dan melibatkan beberapa faktor. Berikut beberapa alasan umumnya: 1. Penyakit: Beberapa […]
Advertisements Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak sawit terbesar di dunia, sebagai salah satu negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam maka saat ini begitu banyak hutan-hutan di Indonesia yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, mulai dari perkebunan sawit tingkat masyarakat maupun perusahaan saat ini sedang gencar dalam melakukan […]
Gajah banyak di Sumatera
Landak
Rayap Advertisements 08Sep2012No Comments Rayap pekerja jenis ini biasanya merusak akar, batang dan pangkal pupus terutama pada tanaman muda di lahan gambut. Rayap pekerja berwarna putih, panjangnya 5 mm. Rayap tentara panjangnya 6-8 mm, memiliki kepala besar dan rahang yang kuat. Ratu dapat mencapai panjang 50 mm. Jenis ini […]