Advertisements
Tanaman penutup tanah pada kebun kelapa sawit pada kelapa sawit yang belum menghasilkan berfungsi menahan air yang masuk ke dalam tanah lebih lama, sehingga kelembaban tanah terjaga dengan baik. Tanaman penutup tanah yang dapat ditanam di lokasi perkebunan kelapa sawit adalah jenis tanaman kacang-kacangan, diantaranya Centrosema pubescens, Pueraria javanica, dan Calopogonium mucunoides.
Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur (tidak hanya satu jenis). Setiap hektar lahandapat ditanami tanaman penutup tanah sebanyak 4 kg Peuraria javanica, 8 kg Centrosema pubessent dan 8 kg Collopogonium muconoides.
Penanamannya dilakukan dengan cara membuat larikan sebanyak 5 – 7 setiap gawangan, kemudian biji ditaburkan dalam larikan dan ditutup. Sebelum ditanam, biji kacang-kacangan dicampur dulu dengan pupuk Agrophos dengan perbandingan 1 : 1. Penanaman tanaman kacang-kacangan ini sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.Rotasi/pergiliran pemeliharaan penutup tanah dilakukan 2 – 3 minggu.
Penanaman tanaman kacang-kacangan untuk penutup tanah pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma. Pengendalian gulma pada tanaman penutup tanah kacangan ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi areal kebun sawit agar tetap murni kacangan dengan cara menyingkirkan semua jenis gulma yang tumbuh di areal kacangan tersebut.
Teknik Pengendalian Gulma; Teknik pengendalian gulma pada areal kacangan yang ada di perkebunan sawit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mencabut atau membersihkan semua gulma yang tumbuh di antara tanaman penutup tanah kacangan dengan rotasi yang teratur dengan memakai garuk.
2. Membersihkan semua gulma yang tumbuh di piringan pohon secara teratur dengan alat garuk sehingga piringan pohon selalu bersih dan tidak mengganggu perakaran tanaman pokok.
3. Membalik dengan tangan atau memotong sulur akcangan yang amsuk ke piringan atau yang membelit daun dan pohon kelapa sawit.
4. Mendongkel gulma berkayu yang tumbuh pada areal penutup tanah kacangan.
Tingkat Penyiangan Gulma; Berbagai tingkat penyiangan gulma yang dikenal adalah sebagai berikut :
1. Po : Penyiangan yang dilakukan dengan menyingkirkan semua gulma dari permukaan tanah, sehingga tanah benar-benar bersih dari tanaman selain tanaman pokok.
2. P1 : Penyiangan dilaksanakan dengan mencabut semua gulma yang tumbuh di antara penutup tanah kacangan sehingga akan diperoleh areal penutup tanah kacangan 100 %. Dilaksanakan pada umur tanaman 0 – 6 bulan dengan rotasi 2 minggu.
3. P2 : Penyiangan yang dilaksanakan dengan mencabut gulma yang tumbuh di antara penutup tanah kacangan sampai keadaan penutup tanahnya terdiri campuran kacangan ± 85 % dan rumput lunak ± 15 %. Dilaksanakan pada umur tanaman 7 – 12 bulan dengan rotasi 3 minggu.
4. P3 : Penyiangan yang dilakukan dengn mencabut gulma yang tumbuh di antara penutup tanah/kacangan dan menyingkirkan rumput-rumputan lunak lainnya yang tumbuh menggerombol di antara penutup tanah, sampai keadaan penutup tanah terdiri dari tanaman kacangan ± 70 % dan rumput lunak ± 30 %. Dilaksanakan pada umur tanaman 7-12 bulan apabila P2 tidak dapat dilaksanakan dengan rotasi 3 minggu.
5. P4 : Penyiangan dengan mencangkul atau mendongkel gulma perdu (Mikania, Euphatorium, Mimosa dll) yang tumbuh diantara tanaman kacang-kacangan penutup tanah yang telah yang telah bercampur dengan rumput lunak. Dilaksanakan pada umur tanaman 13 – 30 bulan dengan rotasi 4 minggu.
6. P5 : Penyiangan yang dilaksanakan dengan membabat sampai batas tinggi yang dikehendaki (± 30 cm) di atas permukaan tanah segala jenis gulma kecuali alang-alang yang perlakuannya tetap di-wiping serta mendongkel sampai ke akar-akarnya, tumbuhan liar perdu yang berkayu keras. Dalam kondisi ini terlihat bahwa penutup tanah kacangan yang tinggal sedikit sekali bercampur dengan rumput lunak
Wiping alang-alang dilakukan secara rutin agar areal tanaman selalu dalam kondisi bebas alang-alang. Wiping alang-alang menggunakan herbisida glyphosat dengan konsentrasi 0,5 %. Areal bebas alang-alang dosis pemakaian herbisida 6 – 10 cc/ha/rotasi
Untuk melaksanakan wiping alang-alang bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Larutkan herbisida yang digunakan glyphosat konsentrasi 0,5 %.
2. Kain lap dicelupkan ke larutan, diperas sedikit sebelum diangkat dari ember agar tidak terlalu banyak larutan yang menetes terbuang ke tanah.
3. Kain lap diperas sedikit pada pangkal batang alang-alang tersebut. Selanjutnya kain lap ditarik ke atas untuk membasahi daun alang-alang.
4. Untuk menandai alang-alang yang sudah diwiping, ujung daun alang-alang dipotong sedikit.
5. Rotasi wiping alang-alang pada suatu areal harus terjamin ketepatan waktunya.
6. Pengawasan yang teliti menjadi faktor penting untuk keberhasilan pengendalian alang-alang
Artikel Terkait Lainnya
Salah satu penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit serta berpotensi mengurangi produksi hingga 25% pada tanaman berusia 3–9 tahun adalah busuk tandan kelapa sawit, atau buah sawit busuk sebelum masak (Siregar, 2011) Penyebab buah sawit busuk sebelum masak dapat bervariasi dan melibatkan beberapa faktor. Berikut beberapa alasan umumnya: 1. Penyakit: Beberapa […]
Advertisements Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak sawit terbesar di dunia, sebagai salah satu negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam maka saat ini begitu banyak hutan-hutan di Indonesia yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, mulai dari perkebunan sawit tingkat masyarakat maupun perusahaan saat ini sedang gencar dalam melakukan […]
Gajah banyak di Sumatera
Landak
Rayap Advertisements 08Sep2012No Comments Rayap pekerja jenis ini biasanya merusak akar, batang dan pangkal pupus terutama pada tanaman muda di lahan gambut. Rayap pekerja berwarna putih, panjangnya 5 mm. Rayap tentara panjangnya 6-8 mm, memiliki kepala besar dan rahang yang kuat. Ratu dapat mencapai panjang 50 mm. Jenis ini […]