Salah satu permasalahan yang paling sering muncul dalam budidaya kelapa sawit, yaitu serangan penyakit busuk pangkal batang atau ganoderma. Serangan ini biasanya sering terjadi pada lahan yang baru pertama kali difungsikan serta generasi kedua. Lalu bagaimana cara merawat batang sawit agar bisa terbebas dari serangan yang bisa mengakibatkan berkurangnya populasi tanaman?.

Penyebab dan Wilayah Sebaran Ganoderma

Jamur atau bakteri pathogen ganoderma boninense merupakan penyebab utama atas munculnya penyakit busuk pangkal batang sawit. Jika tanaman sudah terserang penyakit tersebut tanda awal yang muncul adalah daun pucuknya berubah warna menjadi pucat.

Setelah itu, akan muncul gejala lain seperti daun terjangkit nekrosis kemudian pelepahnya mudah patah atau menggantung. Sementara itu, pada daun muda atau pupusnya tidak mampu membuka dan hanya terkumpul dalam jumlah yang lebih banyak.

Sementara itu untuk batangnya bagian yang terserang akan berubah warna menjadi coklat muda dan membentuk garis-garis yang dinamakan zona reaksi. Yaitu area berkumpulnya fruting bodies atau gum bahan buah yang terbentuk pada batang bagian bawa dan akar yang sudah terserang. Tanda ini muncul beberapa saat sebelum tanaman menjadi rubuh atau mati.

Sementara itu, penyebaran penyakitnya bisa muncul karena adanya infeksi yang terjadi antara akar yang masih sehat dengan akar yang sudah terlanjur sakit. Penyebaran ini dilakukan oleh spora. Tapi dibandingkan dengan akar, batang yang kena serangan ganoderma selalu menimbulkan efek yang lebih membahayakan.

Cara Penanggulangan

Untuk menanggulangi serangan penyakit ganoderma, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menghilangkan sumber terjadinya infeksi. Sehingga lahan penanaman harus dibersihka dalu dari tunggul.

Kemudian untuk pencegahannya, tanaman yang sudah memperlihatkan tanda penyakit langsung ditebang dan akarnya digali hingga radius 60 sentimeter. Tapi apabila belum terlalu parah, pada bagian yang membusuk dipotong lalu ditutup dengan arang atau ter.

Lakukan pengamatan secara rutin tiap tiga atau empat bulan sekali. Sehingga apabila ditemukan pembusukan bisa segera dideteksi. Cara ini dijalankan dengan memukul bagian pangkal batang.

Selain itu perlu diterapkan sistem pengendalian kultur teknik ada tidak terjadi infeksi ganoderma. Salah satu contohnya yaitu membuat lubang tanaman dengan ukuran yang lebih besar, misalnya 3 x 3 x 0.8 meter.

Sistem pengendalian hayati juga sangat bagus diterapkan, misalnya dengan aplikasi Gliocladium sp atau Trichoderma spp. Sementara itu, langkah terakhir dari pertanyaan bagaimana cara merawat batang sawit dari serangan ganoderma yaitu menggunakan fungisida aktif Triademorph 10-20 cc dan triadimenol agar penyakit tidak bisa tumbuh.

Advertisements

Artikel Terkait Lainnya

Salah satu penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit serta berpotensi mengurangi produksi hingga 25% pada tanaman berusia 3–9 tahun adalah busuk tandan kelapa sawit, atau buah sawit busuk sebelum masak (Siregar, 2011) Penyebab buah sawit busuk sebelum masak dapat bervariasi dan melibatkan beberapa faktor. Berikut beberapa alasan umumnya: 1. Penyakit: Beberapa […]

Insektisida pembasmi telur ulat, atau ovicide, adalah produk kimia yang dirancang khusus untuk membunuh telur ulat sebelum menetas. Berikut adalah beberapa jenis insektisida yang sering digunakan untuk mengendalikan telur ulat: Metoksifenozide: Insektisida ini bertindak sebagai penghambat pertumbuhan ulat dan memiliki efek ovicidal yang baik. Diflubenzuron: Merupakan insektisida yang efektif sebagai ovicide, menghambat pertumbuhan dan perkembangan […]

Karet, sebagai tanaman perkebunan terkemuka kedua di Indonesia setelah kelapa sawit, diyakini memiliki jumlah petani yang sebanding dengan petani kelapa sawit. Dalam beberapa tahun terakhir, harga jual karet mengalami penurunan, mendorong petani untuk mencari strategi kreatif agar dapat memperoleh penghasilan setidaknya sebanding dengan periode sebelum penurunan harga. Cara yang digunakan adalah dengan mendorong tanaman karet […]

Padda September 2021, perdagangan pupuk hayati di tingkat global adalah bagian dari industri pertanian yang berkembang pesat. Pupuk hayati, seperti bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroorganisme lainnya, digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman secara alami dan berkelanjutan. Beberapa mikroorganisme yang umumnya termasuk dalam pupuk hayati melibatkan bakteri pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfor, dan mikroba […]

Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri. Jenitri Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, […]