PRODUKSI cabai kita melimpah, bahkan surplus, tetapi mengapa harga cabai belakangan ini masih mahal? Pertanyaan ini wajar menggelayut di benak masyarakat, seperti halnya harga cabai yang masih bertengger di angka Rp100 ribu per kilogram.
Analis pangan menyebutkan cabai adalah tanaman musiman, dan rentan terhadap cuaca sehingga suatu saat ( saat musim hujan seperti sekarang ini), stok dari daerah produsen menurun. Akibatnya terjadi kenaikan harga.
Analisa lain mengatakan kenaikan harga cabai yang berlipat ganda disebabkan adanya permainan harga akibat panjangnya mata rantai distribusi dari sentra produksi ke konsumen.
Apapun alasannya, harga cabai masih tinggi dan sampai kemarin belum terkendali. Kalau di tingkat grosir seperti Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, harganya masih Rp 100 ribu per kilogram, lantas berapa besar sampai ke tangan konsumen. Inilah problema yang menambah ‘derita’ bagi ibu rumah tangga.
Disebut menambah karena ada kebutuhan lain yang memerlukan suntikan anggaran menyusul kenaikan tarif listrik bagi rumah tangga sederhana , kapasitas 900 VA dan kenaikan tarif yang lain di awal tahun ini.
Terkait dengan melonjaknya harga cabai, kami berpendapat, pengendalian harga harus segera dilakukan, tentu saja bukan dengan mengimpor dari negara lain.
Impor bukan solusi, malah bisa dituding sebagai kebijakan tidak prorakyat apalagi alasannya tidak tepat.
Berdasarkan data, produksi tahunan cabai Indonesia sekitar 1.378.000 ton – 1,5 juta ton. Kebutuhan dalam negeri antara 800.000 – 900. 000 ton, sehingga untuk cabai terjadi surplus 600.000 ton, berpotensi untuk ekspor.
Operasi pasar juga hanya bersifat sementara untuk menyelesaikan problema kenaikan harga. Penanganan masalah pangan harus dilakukan dengan menyelesaikan akar masalahnya, bukan berupa kebijakan instan.
Kewajiban bagi negara melindungi warganya dari permainan harga komoditas pertanian. Kami meyakini pemerintah mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok karena ditunjang dengan anggaran kedaulatan pangan yang jumlahnya mencapai Rp70 triliun ( dalam APBN 2016).
Ketua DPR, Setya Novanto, mendorong pemerintah membentuk Badan Pengelola Pangan Nasional (BPPN), sebagai institusi baru yang bertugas mengendalikan harga pangan.
Kelembagaan baru boleh saja dibentuk, tetapi yang terpenting adalah tugas dan fungsinya tidak tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada.Jangan karena lembaga baru maka anggaran kedaulatan pangan banyak tersedot untuk belanja pegawai dan fasilitas kelembagaan.Karena itu yang lebih utama adalah sinkronisasi kebijakan dalam melindungi rakyat agar tidak terombang ambing dengan kenaikan harga. ( *).
Artikel Terkait Lainnya
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]
BEKASI – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]
SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]
JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]
JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]