GARUT (Pos Kota)-Petani di Desa Cimahi Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Garut mengungkapkan, tingginya harga cabai di Jakarta sangat dipengaruhi kondisi cuaca di sentra produksi.
“Kalau di sini hujan deras maka pasokan cabe ke Jakarta akan terganggu karena panen dan pengangkutan akan lebih sulit,” kata Karyana petani cabe di Blok Datar Eyang Desa Cimahi, kemarin.
Menurut dia, jika turun hujan deras maka pemetik cabai akan berteduh dulu sehingga waktu panen berkurang. Padahal bayaran mereka tetap sama meski waktu kerjanya terpotong yang berakibat semakin sedikit cabai yang dipanen.
Selain itu jika hujan pengangkutan juga semakin sulit dan ongkos angkut bertambah mahal. Tentu ini juga akan mempengaruhi harga jual selanjutnya.
“Tanaman cabe di sini umumnya ditanam di daerah perbukitan dengan kondisi jalan yang cukup terjal dan sulit dilalui. Jika kondisi jalan kering hasil panen bisa diangkut menggunakan sepeda motor, Tapi jika hujan maka cabai harus dipikul ke tempat penampungan yang ongkosnya lebih mahal,” tambah Karyana.
Belum lagi kalau hujan cabai mudah busuk. Untuk menghindari kerugian biasanya para pedagang menaikan harga.
Kendati demikian Karyana mengaku tetap bersyukur atas nasibnya saat ini. Sebab dirinya tidak pernah lagi ditimpa kerugian saat panen raya.
Sebelumnya jika panen raya petani cabai sering was-was akibat harga jatuh. Tatapi saat ini pemerintah akan turun tangan jika harga cabai terlalu anjlok.
“Dulu kalau panen raya harga cabe bisa anjlok sampai Rp 5.000 per kilo. Tapi sekarang jika harga jatuh dibawah Rp 15.000 saja pemerintah sudah turun tangan memborong panen petani sehingga harga tidak terus anjlok.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sudjono mengatakan, pemerintah memang telah berkomitmen membantu para petani cabai. Mereka banyak dibantu melalui subsidi benih, pupuk, dan sebagainya.
Selain itu jika harga cabai jatuh saat panen raya pemerintah akan turun tangan dengan membeli hasil panen petani dengan harga minimal Rp 15 ribu perkilogram. Dengan cara ini maka para petani tidak akan mengalami kerugian sehingga tetap semangat untuk bercocok tanam selanjutnya.
“Makanya kami selalu mendatangi mereka untuk mengetahui secara langsung keluhan apa saja yang bisa kami bantu mengatasinya,” kata Spudnik saat menyambangi para petani cabai tersebut. (Faisal)
Artikel Terkait Lainnya
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]
BEKASI – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]
SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]
JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]
JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]