14 Januari 2013 | Putro S. Kurniawan
Metode Sloping Agriculture Land Technology (SALT) merupakan salah satu teknik untuk menata lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian. Selama ini pemanfaatan lahan miring dalam bentuk kebun dan sawah berundak diketahui memiliki resiko erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani enggan memanfaatkan lahan miring untuk tanaman pangan, mereka hanya memanfaatkannya untuk tanaman keras.
Di sisi lain, kebutuhan bahan pangan semakin tinggi, mengingat jumlah populasi penduduk yang terus meningkat saban harinya. Oleh karena itu ekstensifikasi lahan pertanian pangan menjadi salah satu pilihan yang tak bisa dihindari. Sehingga pemanfaatan lahan miring untuk kegiatan pertanian menjadi salah satu pilihan yang realistis ditengah keterbatasan lahan yang ada.
Pada tahun 1971, di Filipina diperkenalkan sebuah metode untuk menata lahan miring oleh Mindanao Baptist Rural Life Center (MBRLC). Dikemudian hari, teknik yang populer dengan nama SALT tersebut diakui sebagai salah satu metode terbaik dalam menata lahan miring. Teknik SALT diyakini mampu meminimalkan erosi, membantu mengembalikan struktur dan kesuburan tanah, meningkatkan produksi tanaman, mudah dipraktekkan karena menggunakan alat sederhana, membutuhkan tenaga yang rendah sehingga cocok untuk petani berlahan sempit, dan tidak membutuhkan modal besar. Setidaknya, ada 10 langkah untuk menerapkan teknik menata lahan miring dengan metode SALT, berikut langkah-langkahnya.
Langkah 1. Membuat alat kerja
Hal pertama yang harus dilakukan untuk menata lahan miring adalah membuat alat kerja yang dinamakan Frame A. Sebuah alat yang berbentuk menyerupai huruf A, terbuat dari kayu ataupun bambu. Alat ini bisa dibuat sendiri dengan mudah. Caranya, pilih tongkat kayu atau bambu yang kuat tetapi jangan terlalu besar. Potonglah tongkat tersebut dengan panjang 1,5 meter sebanyak 2 buah, yang nantinya akan berfungsi sebagai kaki penopang. Kemudian buat lagi potongan tongkat lain dengan panjang ½ meter, yang akan dipakai untuk bagian palang. Satukan salah satu ujung dari kedua tongkat yang berfungsi sebagai kaki penopang, bisa dengan cara diikat ataupun dipaku. Kemudian ujung lainnya letakkan ditanah yang datar, beri jarak sejauh 1 meter antar ujung tersebut sehingga membentuk segitiga. Pasang dan ikatkan, tongkat yang ketiga pada segitiga tersebut sehingga membentuk huruf A. Paku atau ikat dengan kuat. Frame A ini akan digunakan untuk membuat garis lintasan.