JAKARTA (Pos Kota) – Mafia kartel jangan coba-coba menimbun bahan pangan. Bila nekat akan dibabat dan izin usahanya dicabut.
Penegasan ini disampaikan Wakapolri Komjen Syarifudin saat memimpin penggerebekan gudang penimbunan bawang impor dari Cina dan India di Marunda, Jakarta Utara, Rabu (17/5).
Seberat 182 ton bawang putih disita dari gudang tersebut. Diduga kuat komoditas itu sengaja ditimbun untuk mendongkrak harga bawang putih menjelang Ramadhan.
“Coba saja kalau berani menyelundupkan. Siapapun itu, termasuk oknum aparat yang membekingi pasti kami babat dan izin usahanya dicabut,” tegas Wakapolri.
Bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan, Wakapolri juga menyebutkan, terdapat 12 kontainer di pergudangan yang digerebek tersebut. “Di 12 kontainer itu ditemukan bawang bombay impor dari India sebanyak 128 ton, bawang putih dari Cina 54 ton, dan cabai kering 193 palet,” bebernya di lokasi penggerebekan.
Penyelundupan tiga komoditas itu melanggar tiga UU, yakni UU Perdagangan, UU Pangan, UU Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. “Kami amankan tiga orang yakni pemilik gudang, pemilik bawang putih dan sopir truk yang sengaja menahan barang saat harga di pasar sedang naik,” tandasnya.
Gudang tersebut milik PT TPI, sedangkan bawang putih diimpor PT NBM dan PT LBU sejak April 2017. Dari hasil penyelidikan sementara, bawang putih tersebut selundupan, karena tak dilengkapi dokumen importasi yang lengkap,” katanya.
GEJOLAK HARGA
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyayangkan penimbunan bawang putih impor ini. “Penimbunan ini membuat harga bawang putih terus bergejolak,” ucapnya.
Ia berharap, menjelang Ramadhan seluruh harga pangan bisa terkendali. “Kami imbau seluruh pengusaha kecil menengah besar jaga ketenangan harga saat Ramadan,” tutur Amran.
Dia menegaskan, pihaknya tidak akan mentolerir perusahaan importir yang masih nakal dan bermain-main dengan menimbun pasokan komoditas pangan menjelang dan selama Ramadhan. “Spekulan idak boleh nakal, kalau distributor masih main kami cabut izinnya,” tegasnya
Dia mengaku sudah meminta Menteri Perdagangan tidak mengeluarkan izin distributor tersbeut. “Kalau ada spekulan masih memainkan harga saya minta Poliri menangkapnya,” tegasnya seraya menyebut kebutuhan bawang putih nasional sebanyak 500.000 ton/tahun. Kuota yang dapat dipenuhi dari pasokan dalam negeri hanya 20.000 ton/tahun. (*/iw/st)
Artikel Terkait Lainnya
JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok pangan aman untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Selain itu, harga pangan juga dipastikan tidak akan menekan konsumen. Demikian disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diselenggarakan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (13/5/2019). “Kami telah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga […]
BEKASI – Harga sembako galam kelompok bumbu dapur cenderung masih tinggi alias mahal. Hal ini terdapat pada golongan bawang yaitu bawang putih kating yang bertahan sebulan belakangan ini Rp60 ribu/kg. Sedangkan bawang putih banci atau biasa hanya Rp45 ribu/kg. “Saking mahalnya bawang putih kating nggak dijual. Adanya banci. Siapa yang mau beli. Emak-emak pada teriak […]
SUKABUMI – Harga komoditi cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat turun. Dari harga pekan lalu Rp24 ribu per kilogramnya turun Rp6 ribu, kini Rp18 ribu. Penurunan juga dialami harga komoditi cabai rawit merah sebesar Rp4 ribu. Kini harganya Rp28 ribu dari sebelumnya Rp32 ribu per kilogramnya. Begitupun bawang putih impor, […]
JAKARTA – Pedagang ketoprak sejak seminggu belakangan mengurangi takaran bawang putih untuk sepiring dagangan yang dijualnya. Hal itu dilakukan lantaran harga bumbu dapur ini terus meroket sehingga membuat mereka teriak. Slamet, 41, pedagang di wilayah Jatinegara yang mengaku harus sedikit mengurangi takaran bumbu. Pasalnya, harga bawang putih dinilai sudah sangat tinggi dan membuatnya kebingungan. “Beli […]
JAKARTA – Lahan kosong milik Kebun Bibit Pertanian di Jalan Aselih, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan milik Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta yang kosong dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran. Ini dilakukan selain mengantisipasi diserobot orang juga untuk menambah perekonomian masyarakat. Fatmawati, 52,warga RW 05 Ciganjur mengaku senang bisa memanfaatkan lahan kosong ini. Sebab […]