Advertisements
JAKARTA, SAWITINDONESIA – Melalui anak perusahaannya PT ANJ Agri Papua (ANJAP), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk akan berekspansi dalam sektor perkebunan sagu di Papua Barat.
“Kami percaya bisnis sagu akan menjanjikan hasil positif pada saat telah beroperasi secara komersial. Kami juga telah menunjuk kontraktor untuk melakukan proyek penggantian mesin dan pembangkit listrik pabrik telung sagu yang dibagi pada dua tahap,” kata Suwito Anggoro, Direktur Utama ANJ dalam acara Institutional Investor Day 2015 di Bursa Efek Indonesia (22/4).
Suwito melanjutkan, proyek pembangunan pabrik sagu ini akan dilakukan dalam dua tahap yang masing-masing akan mampu menghasilkan produksi sebesar 1.250 ton sagu perbulan.
Untuk proyek tahap pertama ini, perseroan telah melakukan investasi sebesar US$ 12,2 juta dan diperkirakan akan mulai beroperasi pada pertengahan 2016. Hingga akhir 2014 perseroan telah berinvestasi sebesar US$ 35 juta untuk bisnis sagu ini.
“Perseroan mencatatkan Laba bersih di tahun 2014 sebesr US$ 18,3 juta atau menurun sebear 16,4 % dibanding laba tahun lalu. Hal ini diakibatkan oleh penyisihan penurunan nilai (write-down) mesin-mesin pengolahan sagu senilai US$ 10,8 juta yang telah terpasang di Papua Barat melalaui ANJAP,” kata Suwito Anggoro, Direktur Utama ANJ dalam acara Institutional Investors Day di Bursa Efek Indonesia.
Meski demikian, Istini Titik Siddharta, Wakil Direktur ANJ mengungkapkan bahwa ekspansi bisnis sagu yang dilakukan perseroan akan memberi dampak positif terhadap perusahaan.
“Sagu ini sama seperti tepung-tepung lain yang akan mampu bersaing pada pasar tepung internasional. Sejauh ini sudah banyak calon pembeli internasional yang menunjukan ketertarikannya pada sagu kita,” kata Titik.
Titik juga menambahkan, di pasar domestik ekspansi bisnis sagu yang dilakukan perseroan akan membantu negara dalam menghemat devisa negara. Karena sagu, menurut Titik mampu mensubstitusi kebutuhan gandum yang selama ini banyak diimpor. Harga sagu saat ini sendiri berkisar pada Rp. 5000 perkilogram.
Ekspansi bisnis sagu yang dilakukan perseroan ini diperkirakan akan banyak menyerap alokasi capex perseroan tahun 2015 yaitu sebesar US$ 80-100 juta.
Belanja modal perseroan ini juga akan terserap di bisnis utama perseroan yaitu industri sawit untuk membangun pabrik sawit 45 ton per jam di Kalimantan Barat; pengembangan proyek dan pembiayaan pembangunan PKS di Sumatera Selatan, dan Papua Barat.
Sumber foto: ANJ Agri
Artikel Terkait Lainnya
JAKARTA – Manajer Program Hukum dan Masyarakat Epistema Institute, Yance Arizona mengutarakan, eksistensi masyarakat adat sangat perlu diakui negara. Bahkan, tak cukup hanya pengakuan. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 dilapanagn faktanya masih banyak terjadi pengabaian terhadap hak-hak masyarakat adat. Yance menyatakan, kalau sebelumnya hutan adat adalah hutan negara, setelah putusan MK 35/2012, hutan adat adalah […]
Advertisements Medan – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan proses eksekusi lahan sawit milik pengusaha DL Sitorus seluas 47 ribu ha di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, sudah selesai. Kejaksaan Agung sudah menyerahkan lahan tersebut kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. “Perkara DL Sitorus menyangkut barang bukti seluas 47 ribu ha sudah diserahkan secara […]
KOTA KINABALU – Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Ewon Ebin mengatakan, salah satu dari tiga proyek yang memanfaatkan minyak sawit atau biorefinery di Sabah dan Sarawak, telah disetujui oleh komite Bioeconomy Transformation Programme (BTP). Genting Plantations Berhad bakal berkolaborasi dengan Elevance Renewable Sciences, sebuah perusahaan kimia asal Amerika Serikat, untuk membangun biorefinery. Seperti tulis […]
Advertisements Amerika Serikat – Merujuk laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkungan dunia, Forest Heroes, menuding perusahaan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bertaggung jawab terhadap kerusakan hutan tropis. Sebelumnya PT Astra Agro Lestari Tbk telah berjanji tidak bakal membangun perkebunan kelapa sawit di hutan tropis, tetapi Forest Heroes menganggap janji PT Astra Agro […]
HERSHEY – Perusahaan Hershey, April 2015 melaporkan hasil penggunaan bahan baku dari sumber minyak sawit berkelanjutan, yang didukung lewat kerjasama strategis dengan The Forest Trust (TFT). Tercatat Harshey, telah menggunakan minyak sawit berkelanjutan sebanyak 94% dari semua pabrik yang menggunakan minyak sawit secara global. Kabarya Harshey, sedang melakukan pemetaan rantai pasok hingga ke perkebunan, yang […]