TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendukung rencana pemerintah yang akan mengembangkan perkebunan kelapa sawit di daerah perbatasan.
Gapki menilai, program ini tidak hanya bermanfaat terhadap ekonomi, tapi juga dapat memperkuat pertahanan dan keamanan negara.
Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono bilang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta kalangan usaha meningkatkan ekspor produk sawit yang merupakan komoditas strategis. Permintaan itu disampaikan dalam rapat terbatas (ratas) bidang pertanian dan perkebunan di Istana Negara Jakarta, Rabu (8/4/2015),
Tujuannya untuk meningkatkan penerimaan devisa dan kesejahteraan petani. Nah, menurut Joko, salah satu upaya meningkatkan ekspor dan kesejahteraan petani itu adalah dengan mengembangkan perkebunan sawit di perbatasan, sebagaimana yang pernah diprogramkan pemerintah. “Program tersebut berpotensi menyerap 240.000 tenaga kerja baru,” kata Joko, Kamis (9/4/2015).
Menurut Joko, agar pengembangan perkebunan sawit di perbatasan ini berjalan sesuai yang diharapkan, maka harus diterapkan model inti-plasma. Apabila terealisasi dengan baik, program ini akan melibatkan 150.000 kepala keluarga petani plasma.
Dari sisi ekonomi, dipastikan akan menambah produksi sawit nasional, sehingga semakin mengukuhkan Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia. Manfaat lain dari dibukanya perkebunan kelapa sawit di daerah perbatasan akan mendorong munculnya wilayah pertumbuhan ekonomi baru. “Nah, itu akan mendukung pertahanan dan keamanan negara,” kata Joko.
Menurut Joko, dalam ratas tersebut, Presiden juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan lahan yang sangat luas yang akan diberikan kepada petani di luar Jawa. Ratas sendiri diikuti para menteri di bidang ekonomi dan 16 pimpinan perusahaan perkebunan.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan), Gamal Nasir memastikan, pemerintah akan menerbitkan peraturan khusus yang terkait dengan pemanfaatan lahan perbatasan menjadi perkebunan sawit, terutama lahan perkebunan sawit di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia.
Aturan itu akan dituangkan dalam Peraturan Presiden (Pepres) atau Peraturan Menteri Pertanian (Permentan). “Kami akan mengumpulkan pengusaha, asosiasi, dan petani sawit guna membahas aturan itu,” katanya, Kamis (9/4/2015).
Nantinya, beleid itu akan memuat aturan mengenai komposisi pengelolaan lahan perbatasan oleh perusahaan dan petani. Peluangnya bisa 60% diberikan kepada perusahaan, dan sisanya yang 40% diberikan kepada petani atau sebaliknya. “Perusahaan sawit dipastikan akan berperan besar. Sebab, mereka yang memiliki modal besar,” kata Gamal.(KONTAN/Mona Tobing, Noverius Laoli )
Sumber berita: tribunnews.com
Artikel Terkait Lainnya
JAKARTA – Dewan Karet Indonesia optimistis dapat meningkatkan serapan karet alam domestik hingga 1 juta ton per tahun dari total produksi karet alam Indonesia sekitar 3,1 juta ton per tahun. Hal ini asalkan pemerintah serius mengimplementasikan instruksi presiden (inpres) tentang peningkatan serapan domestik untuk karet alam pascapenerbitannya, yakni mewajibkan setiap proyek infrastruktur yang dikerjakan pemerintah […]
Uni Eropa mengapresiasi terhadap kebijakan Indonesia dalam menerapkan sistem Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada industri kelapa sawit. Sehingga produk kelapa sawit aman bagi kesehatan dan juga ramah lingkungan. Kepala Sekretariat ISPO Herdrajat Natawidjaya mengatakan, apresiasi Uni Eropa kepada Indonesia tercermin dalam menerima delegasi Indonesia pada sosialisasi ISPO di negara Eropa, seperti Belanda, Belgia, […]
Keputusan pemerintah menjalankan dan mengelola dana minyak sawit akan membawa dampak bagi perkembangan industri minyak sawit di masa depan. Terutama ketika industri minyak sawit menghadapi situasi sulit seperti sekarang. Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI menyatakan hal ini ketika membuka Indonesian Palm Oil Conference yang ke 11. Indikator berada dalam situasi sulit ditunjukkan dengan harga […]
Jusuf Kalla saat membuka IPOC di BaliAda 4 hal yang harus dilakukan oleh industri kelapa sawit Indonesia yaitu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, devisa yang dihasilkan semuanya disimpan di dalam negeri, memperhatikan lingkungan dan meningkatkan nilai tambah dengan membangun industri hilir. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyatakan hal ini ketika membuka Indonesian Palm Oil […]
Malaysia dan Indonesia masing-masing akan menanamkan US$5 juta untuk operasi-operasi awal badan minyak kelapa sawit gabungan yang baru, yang tugas-tugasnya termasuk menstabilkan harga dan mengelola tingkat pasokan, menurut pihak berwenang di kedua negara Sabtu (21/11). Sekretariat dewan akan berlokasi di Jakarta dan keanggotaan akan diperluas ke seluruh negara-negara penanam kelapa sawit, termasuk Brazil, Kolombia, Thailand, […]